The Role of Supervising Judges in PKPU and Bankruptcy Cases
Abstract
Bankruptcy is a certain legal condition, in which case the condition must be determined first by the commercial court against a debtor who has debts to at least 2 (two) creditors and for the debt the debtor is unable to pay his debts that have matured and can be collected. Bankruptcy is a commercial way out, this is chosen to get out of the debt problem that is crushing a debtor, where the debtor no longer has the ability to pay the debts to his creditors.The author formulated 2 (two) things, namely: 1) KThe position and authority of the Supervisory Judge in the PKPU and Bankruptcy process according to Law Number 37 of 2004; 2) The form of accountability of the Supervisory Judge in supervising the verification process and settlement of creditors' receivables in PKPU and Bankruptcy cases. The approach method used is Normative Jurisprudence. The writing specification uses descriptive analysis, the sources and types of data used are primary and secondary data. The data collection method is with document study or literature study, and uses qualitative data analysis methods. The problems are analyzed with the theory of responsibility, the theory of authority, and the theory of legal effectiveness. Based on the research results, it was found that the Supervisory Judge has the authority to supervise the implementation of PKPU, assess the peace proposal, resolve disputes, and supervise the debtor's finances.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Journals:
Natalia, Titie Syahnas, dan Tian Terina. “Wewenang KrediturSeparatis Dalam Eksekusi Hak Tanggungan Berkenaan Dengan Kepailitan.” Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum2, no. 1 (2017): 24–36, accessed on 28 May 2025.
Philipus M.Hadjon, “Tentang Wewenang”, artikel: Jurnal Pro Justisia , Yuridika , No .5 dan 6 tahun XII, ( September – Desember, 1997), accessed on 28 May 2025.
Hendrial, Zul, Hasnati, dan Andrew Shandy Utama. “Peran Hakim Pengawas Pada Kasus Kepailitan Batavia Air Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan.” Journal Equitable7, no. 1 (2022): 113–125, accessed on 28 May 2025.
Hudyarto, 2023, Pertanggungjawaban Putusan Pailit Perseroan Terbatas, artikel: Binamulia Hukum 10, no. 1 (2023): 91– 106, https://doi.org/10.37893/jbh.v10i1.380, diakses pada tanggal 30 April 2025.
Hartono, S. R. (1999), Hukum Perdata Sebagai Dasar Hukum Kepailitan Modern, artikel: Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 7, No. 2–3, accessed on 28 May 2025.
Inayati, Raisa. “Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Balai Harta Peninggalan Dalam Pemberesan Harta Pailit.” E-Jurnal: Spirit Pro Patria5, no. 1 (2019): 56–70, accessed on 28 May 2025.
Irianto, C., (2015a), Penerapan Asas Kelangsungan Usaha Dalam Penyelesaian Perkara Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaraan Utang (PKPU), artikel: Jurnal Hukum Peradilan, 4(3), accessed on 28 May 2025.
Sirait, Paulus, Muhammad Junaidi, Kukuh Sudarmanto, dan Syafran Sofyan. “Pencabutan Putusan Pailit Dalam Hal Harta Pailit Tidak Cukup Untuk Membayar Biaya Kepailitan.” Jurnal USM Law Review 6, no. 3 (2023), accessed on 28 May 2025.
Suhadi, Endi. “Akibat Kepailitan Terhadap Perusahaan Asuransi.” Jurnal Ilmiah Hukum dan Keadilan10, no. 1 (2023): 1–16, accessed on 28 May 2025.
Takalao, Taufiq H. “Kewenangan Hakim Pengawas Dalam Penyelesaian Harta Pailit Dalam Peradilan.” Lex Privatum5, no. 1 (2017): 174–182, accessed on 28 May 2025.
Utama, Cholida, dan Holijah Holijah. “Tanggungjawab Hakim Pengawas Dalam Pengurusan Harta Debitur Pasca Pailit.” Muamalah3, no. 1 (2017): 41–57, accessed on 28 May 2025.
Books:
Djohansyah, J., 2001, Pengadilan Niaga Dalam Penyelesaian Utang Piutang Melalui Pailit Atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Bandung: Alumni.
M. Hadi Shubhan, 2014, Hukum Kepailitan: Prinsip, Norma, dan Praktik di Peradilan, Jakarta: Kencana.
Novitasari, 2017, Tinjauan Yuridis Pembatasan Jangka Waktu Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Debitor, Kerta Patrika.
Lilik Mulyadi, 2010, Perkara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Teori Dan Praktik, Bandung: PT. Alumni.
Indrohato, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang baik, dalam Paulus Efendie Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan yang baik, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994.
Irfan Fachruddin, Pengawasan Peradilan Administrasi terhadap Tindakan Pemerintah, Alumni, Bandung, 2004.
Kamal Hidjaz, Efektifitas Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia, Makassar: Pustaka refleksi, 2010.
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1998).
Rahayu Hartini, Hukum Kepailitan, UMM Press, Malang, 2007.
Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Kepailitan di Indonesia, PT Gramedia, Jakarta, 2004.
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Cetakan ke-14, Rajawali Press, Jakarta, 2018.
Riduan Tobink dan Bill Nikholaus, Kamus Istilah Perbankan, Jakarta, 2003.
Sutan Remy Sjahdeini, 2022, Sejarah, Asas, Dan Teori Hukum Kepailitan Memahami Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Cetakan II, Jakarta: Prenada media.
Yuhelson, Hukum Kepailitan di Indonesia,Cetakan I, Ideas Publishing, 2019.
Regulation:
The 1945 Constitution of the Republic of Indonesia;
Civil Procedure Code;
Criminal Procedure Code;
Criminal Code;
Law Number 37 of 2004 concerning Bankruptcy and Debt Payment Obligations.
Internet:
Hukum online, Sita Pidana dan Sita Umum Kepailitan, Mana yang Harus Didahulukan?, artikel: https://www.hukumonline.com/berita/a/sita-pidana-dan-sita-umum-kepailitan--mana-yang-harus-didahulukan-lt627b86f77742d/?page=3, accessed on 30 May 2025.
Titis Nurdiana, 2017, Kisah First Travel, artikel: https://nasional.kontan.co.id/news/inilah-kisah-anniesa-andika-membangunfirst-travel, accessed on 30 May 2025.
DOI: http://dx.doi.org/10.30659/rlj.4.2.%25p
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Ratio Legis Journal has been indexed in:

