Hubungan Kuasa Antar Etnis dalam Serial Animasi Adit dan Sopo Jarwo
Abstract
This study aims to look at the power relations that occur between ethnic groups in the interactions shown. The theory used in this study is the power theory of Michel Foucault. Other concepts that help in analyzing are the concept of class and ethnicity by Karl Marx, Representation by Chris Barker, as well as the concept of class by Pierre Bourdieau. The research methodology used is Television Semiotics Analysis by John Fiske, with 3 (three) levels stages. Reality Level, Representation Level, Ideology Level. The results of the study show that the Javanese are in a powerless position, while the Betawi are in a powerful position. Meanwhile, other ethnic groups, such as: Batak, Sundanese and Non-Ethnic (Urban groups), often rely on the Betawi ethnicity to rely on truth. The tug-of-war between ethnic groups varies depending on the capital owned. Symbolic Capital, controlled by ethnic Betawi. Capital Culture, dominated by ethnic Batak. Economic Capital, dominated by ethnic Sundanese and Chinese. Meanwhile, the Javanese ethnicity dominates in terms of time and energy. The Javanese ethnicity is needed by everyone because they are willing to help.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kuasa yang terjadi antar etnis dalam interaksi yang ditampilkan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori power dari Michel Foucault. Konsep-konsep lain yang turut membantu dalam menganalisis adalah konsep kelas dan etnis oleh Karl Marx, Representasi oleh Chris Barker, juga konsep kelas oleh Pierre Bourdieau. Metodologi penelitian yang digunakan adalah Analisa Semiotika Televisi oleh John Fiske, dengan tahapan 3 (tiga) level. Level Realitas, Level Representasi, Level Ideologi. Hasil penelitian menunjukkan, etnis Jawa berada pada posisi powerless, sedangkan etnis Betawi berada pada posisi powerful. Sedangkan etnis lainnya, seperti : Batak, Sunda dan Non Etnis (kelompok Urban), sering menyerahkan sandaran kebenaran pada etnis Betawi. Tarik-menarik hubungan kuasa antar etnis berbeda-beda tergantung dari modal yang dimiliki. Modal Simbolik, dikuasai oleh etnis Betawi. Modal Kultur, dikuasai etnis Batak. Modal Ekonomi, dikuasai oleh etnis Sunda dan Tionghoa. Sedangkan etnis Jawa berkuasa dalam hal waktu dan tenaga. Etnis Jawa dibutuhkan oleh semua orang karena ringan tangan untuk membantu.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Barker, Chris. (2005). Cultural Studies –Teori dan Praktik. Yogyakarta: Bentang
Barnard, Malcolm. (2011). Fashion sebagai Komunikasi. Yogyakarta : Jalasutra
Berger, Charles, R,Michael E Rollof, David R Roskos-Ewoldsen. (2015). Handbook Ilmu Komunikasi. Bandung : Nusamedia
Damami, Mohammad. (2015). Pemberdayaan Masyarakat Marginal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Danesi, Marcel. (2010). Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta : Jalasutra
Danesi, Marcel. (2010). Semiotika Media. Yogyakarta : Jalasutra
Effendy, Heru. (2005). Mari Membuat Film. Yogyakarta : Panduan
Eriyanto, (2006). Analisis Wacana – Pengantar analisis teks media. Yogyakarta : LkiS
Hall, Stuart. (2013). Representation. Jakarta : Sage Publication
Guba dan Lincoln. (2009). Handbook of Qualitative Research (Terjemahan). Yogayakarta : Pustaka Pelajar
McQuail, Dennis. 2012. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika
Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi –Dari Sosiologi Klasik hingga Posmodern. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ruben, Brent D dan Lea P Stewart. 2013. Komunikasi dan Perilaku Manusia – Edisi Kelima. Jakarta : Rajawali Press.
Tim penyusun. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Tinambunan, 2010. Orang Batak Kasar ? Membangun Citra dan Karakter. Jakarta : Kompas Gramedia
Tubbs, Stewart L, Sylvia Moss. 2001. Human Comminication (prinsip-prinsip dasar). Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
West, Richard dan Lyn H Turner. 2012. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta : Salemba Humanika
Zein, Abdul Baqir. 2000. Etnis Cina dalam Potret Pembauran di Indonesia. Jakarta : Gema Insani Press
Foucault, Michel. 1978. History of Sexuality Vol. I. New York : Pantheon Book
Fiske, John. 1987. Television Culture. London : Routledge
Makalah dan Jurnal
Foucault, Michel, 1982. The Subject and Power, Chicago Journals, Critical Inqiry, Vol.8. No.4,pp 777-795
Goebel, Zane. 2013, September. The Idea of Ethnicity in Indonesia. Australia : Tilburg University. (https://www.tilburguniversity.edu/upload/17bf62f1-720e-434f-9cc5-7cc6bf20931f_TPCS_71_Goebel.pdf), diakses pada Oktober 2015
Kurniawan, Aditya Putra. 2007. Perbedaan Ekspresi Emosi pada Beberapa tingkat Generasi Suku Jawa di Yogyakarta. Jurnal Psikologi Vol 34 no.1, p. 1-17, diakses pada Desember 2015
Ningsih, Erniza Puspita. 2009. Wacana Identitas Betawi dalam Novel Kronik Betawi Karya Ratih Kumala. (www. journal.unair.ac.id, diakses pada Desember 2015)
Purbasari, Mita. 2010. Indahnya Betawi. Jurnal Humaniora, Vol.1. No.1 April 2010 : 1-10
Vuving, Alexander L. 2009. How Soft Power Works. Annual Meeting : Toronto, September
Darwanto, Herry. (2010). Soft Power. (www.kemenhan.go.id)
Dewanto, Samodro. (2015). Melongok ke dapur “Adit dan Sopo Jarwoâ€, http://www.antaranews.com/berita/511713/melongok-ke-dapur-adit--sopo-jarwo, diakses pada 10 desember 2016
Michel Foucault. (1996) [1984]. 'The ethics of the concern for self as a practice of freedom.' In Sylvère Lotringer (ed.) Foucault Live (Interviews, 1961-1984). Tr. Lysa Hochroth and John Johnston. 2nd edition. New York: Semiotext(e), p. 434 (http://www.michel-foucault.com/quote/2002q.html), diakses pada Nopember 2015
DOI: http://dx.doi.org/10.30659/jikm.v11i1.29185
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Â