Hubungan Status Ekonomi Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Baduta Usia 6-23 Bulan Di Kelurahan Tanjungmas Semarang
Abstract
Abstrak
Gizi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, terutama berkaitan dengan pertumbuhan yang terhambat (Stunting). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status ekonomi keluarga dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-23 bulan di Kelurahan Tanjungmas Semarang. Desain penelitian yang digunakan yaitu observasional dengan rancangan Cross Sectional. Sebanyak 51 baduta diambil secara total sampling. Analisis Bivariat menggunakan Uji Sommers’d. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 47 responden (92.2%) berusia 13-23 bulan, 26 responden (51.0%) anak laki-laki, 37 responden (72.5%)
stunting kategori pendek, 35 responden (68.6%) berpendidikan tinggi, 28 responden (54.9%) orang tua tidak bekerja , dan 26 responden (51.0%) jumlah anggota keluarga >4. Adapun analisis bivariat dengan uji Sommers’d hasil nilai p = 0.671 dan r = -0.057. Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan status ekonomi keluarga dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-23 bulan di Kelurahan Tanjungmas Semarang. Disarankan kepada orang tua terutama ibu, untuk dapat membelanjakan
pendapatannya untuk membeli makanan yang tepat bagi tumbuh kembang anak sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya stunting pada baduta.
Kata Kunci : status ekonomi keluarga, kejadian stunting, baduta usia 6-23 bulan
Gizi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia, terutama berkaitan dengan pertumbuhan yang terhambat (Stunting). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status ekonomi keluarga dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-23 bulan di Kelurahan Tanjungmas Semarang. Desain penelitian yang digunakan yaitu observasional dengan rancangan Cross Sectional. Sebanyak 51 baduta diambil secara total sampling. Analisis Bivariat menggunakan Uji Sommers’d. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 47 responden (92.2%) berusia 13-23 bulan, 26 responden (51.0%) anak laki-laki, 37 responden (72.5%)
stunting kategori pendek, 35 responden (68.6%) berpendidikan tinggi, 28 responden (54.9%) orang tua tidak bekerja , dan 26 responden (51.0%) jumlah anggota keluarga >4. Adapun analisis bivariat dengan uji Sommers’d hasil nilai p = 0.671 dan r = -0.057. Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan status ekonomi keluarga dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-23 bulan di Kelurahan Tanjungmas Semarang. Disarankan kepada orang tua terutama ibu, untuk dapat membelanjakan
pendapatannya untuk membeli makanan yang tepat bagi tumbuh kembang anak sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya stunting pada baduta.
Kata Kunci : status ekonomi keluarga, kejadian stunting, baduta usia 6-23 bulan
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.