ANALISA BETON MORTAR BUSA DENGAN BAHAN TAMBAHAN STEEL FIBER DAN AGREGAT SLAG UNTUK PERKERASAN JALAN

Bagus Bima Aji, Firlan Ruslani, Antonius ., Juny Andry Sulistyo

Abstract


Pekerjaan perkerasan jalan mengalami permasalahan struktur tanah yang tidak
stabil karena menemui tanah problematik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
dalam bidang konstruksi material penyusun beton mengalami perkembangan,
salah satunya beton mortar busa. Akan tetapi beton mortar busa memiliki nilai
kuat tekan dan kuat lentur relatif rendah. Penelitian ini menggunakan bahan
tambah steel fiber dan agregat slag bertujuan meningkatkan kuat tekan dan kuat
lentur beton mortar busa dengan presentase steel fiber 0%, 15%, dan 25% serta
presentase agregat slag 0%, 25%, dan 50%.
Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah metode eksperimental
laboratoris. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dan balok, terdiri dari 3
mix desain yaitu mix desain 1 (0% steel fiber dan 0% agregat slag), mix desain 2
(15% steel fiber dan 25% agregat slag), dan mix desain 3 (25% steel fiber dan
50% agregat slag). Pengujian pada beton mortar busa meliputi kuat tekan dan kuat
lentur dengan umur benda uji 7 dan 28 hari.
Dari hasil pengujian didapatkan job mix formula beton mortar busa terbaik
pada mix desain 3 dengan bahan tambah 25% steel fiber dan 50% agregat slag,
diperoleh saat beton umur 28 hari dengan nilai kuat tekan sebesar 15,048 MPa dan
nilai kuat lentur sebesar 2,395 MPa.
Kata Kunci : Agregat slag; Beton Mortar busa; Steel fiber


Full Text:

PDF

References


ACI Committee 318. (2019). Building Code Requirements for Structural

Concrete. American Concrete Institute.

Alwi, A. H., & Zulkarnain, F. (2021). Analisis Pengaruh Penambahan Steel Fibre

Dan Viscocrete 8670-MN Terhadap Uji Kuat Tarik Beton (Studi Penelitian)

(Doctoral dissertation, UMSU).

Basid, A., & Yusuf, W. (2014). Pengaruh Variasi Gradasi Agregat (Slag) terhadap

Kuat Tekan, Porositas dan Kuat Tarik Belah Beton. Media Teknik Sipil, 12(1).

Brady. (2001). Beton Berbusa Suatu Pendekatan Dasar. Jakarta: Erlangga.

Burge, T.A. (2004). Hot Weather Concrete. Seminar Teknologi Beton FT Sipil

UK Petra.

Hamidi, A., Saily, R., & Hidayat, M. A. (2022). Pengaruh Sifat Karakteristik

Mortar Busa Dengan Penambahan Addictive. Sainstek (e-Journal), 10(1),

–79.

Handayani, F. (2007). Timbunan Badan Jalan Dengan Bahan Timbunan Ringan.

Laporan Penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan,

Depatemen Pekerjaan Umum.

Husin, A. A., & Agustiningtyas, R. S. (2008). Pengaruh Penambahan Foam Agent

Terhadap Kualitas Bata Beton. Jurnal Permukiman, 3(3), 196–207.

Mildawati, R., & Anwar, S. H. D. (t.t.). ANALISIS PERBANDINGAN

PENGGUNAAN FOAM AGENT SINTETIS DAN FOAM AGENT NABATI

TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR BUSA.

Mulyono, T. (2003). Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi Publishing.

Mulyono, T. (2005). Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi.

Nasional, B. S. (1991). SNI 03-2495-1991:Spesifikasi Bahan Tambah untuk

Beton. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 11.

Nasional, B. S. (1996). SNI 03-4142-1996: Metode pengujian jumlah bahan

dalam agregat yang lolos saringan no. 200 (0,075 mm). Jakarta: Badan

Standardisasi Nasional, 6.

Nasional, B. S. (2000). SNI 03-2834-2000: Tata cara pembuatan rencana

campuran beton normal. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 36.

Nasional, B. S. (2002). SNI 03-3449-2002: Tata cara pembuatan campuran beton

ringan dengan agregat ringan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 32.

Nasional, B. S. (2002). SNI 03-6820-2002: Spesifikasi Agregat Halus Untuk

Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen. Jakarta: Badan

Standardisasi Nasional, 7.

Nasional, B. S. (2002). SNI 03-6821-2002: Spesifikasi Agregat Ringan untuk

Batu Cetak Beton Pasangan Dinding. Jakarta: Badan Standardisasi

Nasional,8.

Nasional, B. S. (2008). SNI 1970-2008: Cara uji berat jenis dan penyerapan air.

Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 18.

Nasional, B. S. (2008). SNI 1972-2008: Cara uji slump beton. Jakarta: Badan

Standardisasi Nasional, 11.

Nasional, B. S. (2011). SNI 1971-2011: Cara uji kadar air total agregat dengan

pengeringan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 11.

Nasional, B. S. (2011). SNI 1974-2011: Cara uji kuat tekan beton dengan benda

uji silinder . Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 11.

Nasional, B. S. (2011). SNI 2493-2011: Tata cara pembuatan dan perawatan

benda uji beton di laboratorium. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 23.

Nasional, B. S. (2011). SNI 4431-2011: Cara uji kuat lentur beton normal dengan

dua titik pembebanan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 16.

Nasional, B. S. (2012). SNI ASTM C136-2012: Metode uji untuk analisis

saringan agregat halus dan agregat kasar. Jakarta: Badan Standardisasi

Nasional, 24.

Nasional, B. S. (2015). SNI 15-2049-2015: Semen Portland. Jakarta: Badan

Standardisasi Nasional, 139.

Nasional, B. S. (2016). SNI 1969-2016: Metode uji berat jenis dan penyerapan air

agregat kasar. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 23.

Nasional, B. S. (2018). SNI 03-7974-2018: Spesifikasi Air Pencampur yang

digunakan dalam Produksi Beton Semen Hidraulis . Jakarta: Badan

Standardisasi Nasional, 11.

Nasional, B. S. (2019). SNI 2847-2019: Persyaratan beton struktural untuk

bangunan gedung dan penjelasan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 720.

Neville, A.M., & Brooks, J.J. (2010). Concrete Technology. Second Edition.

Pearson Education Limited. Essex. England.

Purnawan, P., Budi, A. S., & Wicaksono, K. D. (2014). KUAT LENTUR,

TOUGHNESS, DAN STIFFNESS PADA BETON RINGANTEKNOLOGI

FOAM DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT ALUMINIUM. Matriks Teknik

Sipil, 2(2), 109–116.

Rachman, D. N., Riwayati, S., Hidayat, A., & Pratiwi, T. N. (2022). Penggunaan

Foam Agent Pada Beton Untuk Pembuatan Beton Ringan. Jurnal Tekno Global

UIGM Fakultas Teknik, 11(1).

Riza, F. V., Lubis, D. S., & Manurung, F. V. B. (2019). Analisis Mekanis Beton

Busa Dengan Kombinasi Serat Sabut Kelapa serta Bahan Tambahan Abu

Sekam Padi dan Serbuk Cangkang Telur. Progress in Civil Engineering

Journal, 1(2).

Siswanto, A. (2011). Pengaruh Fiber Baja pada Kapasitas Tarik dan Lentur Beton.

Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar, 2, 193–199.

Subakti, A. (1994). Teknologi Beton Dalam Praktek. Surabaya: Jurusan Teknik

Sipil FTSP ITS.

Sukirman, S. (1992). Perkerasan Lentur Untuk Jalan Raya. Bandung: Nova.

Sutikno. (2003). Panduan praktek beton. Surabaya: Univertas Negeri Surabaya.

Sutikno. (2003). Panduan praktek beton. Surabaya: Univertas Negeri Surabaya.

Tjokrodimulyo. (1992). Teknologi Beton. Yogyakarta: Fakultas Teknik

Universitas Gajah Mada.

Tjokrodimulyo. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta: Biro Penerbit.

Ulinnuha, M. (2023, Oktober).Pengertian dan Kelebihan Beton. MitechIndonesia.

https://mitech-ndt.co.id/pengertian-dan-kelebihan-beton/

Utami, T. R. (2022). Pengaruh Serat Baja Terhadap Kuat Tarik Lentur Balok

Beton yang Disambung.

Winter, G. (1993). Perencanaan Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Pradnya

Paramita.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.