ANALISA BETON MORTAR BUSA DENGAN BAHAN TAMBAHAN STEEL FIBER DAN AGREGAT SLAG UNTUK PERKERASAN JALAN
Abstract
Pekerjaan perkerasan jalan mengalami permasalahan struktur tanah yang tidak
stabil karena menemui tanah problematik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
dalam bidang konstruksi material penyusun beton mengalami perkembangan,
salah satunya beton mortar busa. Akan tetapi beton mortar busa memiliki nilai
kuat tekan dan kuat lentur relatif rendah. Penelitian ini menggunakan bahan
tambah steel fiber dan agregat slag bertujuan meningkatkan kuat tekan dan kuat
lentur beton mortar busa dengan presentase steel fiber 0%, 15%, dan 25% serta
presentase agregat slag 0%, 25%, dan 50%.
Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah metode eksperimental
laboratoris. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dan balok, terdiri dari 3
mix desain yaitu mix desain 1 (0% steel fiber dan 0% agregat slag), mix desain 2
(15% steel fiber dan 25% agregat slag), dan mix desain 3 (25% steel fiber dan
50% agregat slag). Pengujian pada beton mortar busa meliputi kuat tekan dan kuat
lentur dengan umur benda uji 7 dan 28 hari.
Dari hasil pengujian didapatkan job mix formula beton mortar busa terbaik
pada mix desain 3 dengan bahan tambah 25% steel fiber dan 50% agregat slag,
diperoleh saat beton umur 28 hari dengan nilai kuat tekan sebesar 15,048 MPa dan
nilai kuat lentur sebesar 2,395 MPa.
Kata Kunci : Agregat slag; Beton Mortar busa; Steel fiber
Full Text:
PDFReferences
ACI Committee 318. (2019). Building Code Requirements for Structural
Concrete. American Concrete Institute.
Alwi, A. H., & Zulkarnain, F. (2021). Analisis Pengaruh Penambahan Steel Fibre
Dan Viscocrete 8670-MN Terhadap Uji Kuat Tarik Beton (Studi Penelitian)
(Doctoral dissertation, UMSU).
Basid, A., & Yusuf, W. (2014). Pengaruh Variasi Gradasi Agregat (Slag) terhadap
Kuat Tekan, Porositas dan Kuat Tarik Belah Beton. Media Teknik Sipil, 12(1).
Brady. (2001). Beton Berbusa Suatu Pendekatan Dasar. Jakarta: Erlangga.
Burge, T.A. (2004). Hot Weather Concrete. Seminar Teknologi Beton FT Sipil
UK Petra.
Hamidi, A., Saily, R., & Hidayat, M. A. (2022). Pengaruh Sifat Karakteristik
Mortar Busa Dengan Penambahan Addictive. Sainstek (e-Journal), 10(1),
–79.
Handayani, F. (2007). Timbunan Badan Jalan Dengan Bahan Timbunan Ringan.
Laporan Penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan,
Depatemen Pekerjaan Umum.
Husin, A. A., & Agustiningtyas, R. S. (2008). Pengaruh Penambahan Foam Agent
Terhadap Kualitas Bata Beton. Jurnal Permukiman, 3(3), 196–207.
Mildawati, R., & Anwar, S. H. D. (t.t.). ANALISIS PERBANDINGAN
PENGGUNAAN FOAM AGENT SINTETIS DAN FOAM AGENT NABATI
TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR BUSA.
Mulyono, T. (2003). Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi Publishing.
Mulyono, T. (2005). Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi.
Nasional, B. S. (1991). SNI 03-2495-1991:Spesifikasi Bahan Tambah untuk
Beton. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 11.
Nasional, B. S. (1996). SNI 03-4142-1996: Metode pengujian jumlah bahan
dalam agregat yang lolos saringan no. 200 (0,075 mm). Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional, 6.
Nasional, B. S. (2000). SNI 03-2834-2000: Tata cara pembuatan rencana
campuran beton normal. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 36.
Nasional, B. S. (2002). SNI 03-3449-2002: Tata cara pembuatan campuran beton
ringan dengan agregat ringan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 32.
Nasional, B. S. (2002). SNI 03-6820-2002: Spesifikasi Agregat Halus Untuk
Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional, 7.
Nasional, B. S. (2002). SNI 03-6821-2002: Spesifikasi Agregat Ringan untuk
Batu Cetak Beton Pasangan Dinding. Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional,8.
Nasional, B. S. (2008). SNI 1970-2008: Cara uji berat jenis dan penyerapan air.
Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 18.
Nasional, B. S. (2008). SNI 1972-2008: Cara uji slump beton. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional, 11.
Nasional, B. S. (2011). SNI 1971-2011: Cara uji kadar air total agregat dengan
pengeringan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 11.
Nasional, B. S. (2011). SNI 1974-2011: Cara uji kuat tekan beton dengan benda
uji silinder . Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 11.
Nasional, B. S. (2011). SNI 2493-2011: Tata cara pembuatan dan perawatan
benda uji beton di laboratorium. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 23.
Nasional, B. S. (2011). SNI 4431-2011: Cara uji kuat lentur beton normal dengan
dua titik pembebanan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 16.
Nasional, B. S. (2012). SNI ASTM C136-2012: Metode uji untuk analisis
saringan agregat halus dan agregat kasar. Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional, 24.
Nasional, B. S. (2015). SNI 15-2049-2015: Semen Portland. Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional, 139.
Nasional, B. S. (2016). SNI 1969-2016: Metode uji berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 23.
Nasional, B. S. (2018). SNI 03-7974-2018: Spesifikasi Air Pencampur yang
digunakan dalam Produksi Beton Semen Hidraulis . Jakarta: Badan
Standardisasi Nasional, 11.
Nasional, B. S. (2019). SNI 2847-2019: Persyaratan beton struktural untuk
bangunan gedung dan penjelasan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 720.
Neville, A.M., & Brooks, J.J. (2010). Concrete Technology. Second Edition.
Pearson Education Limited. Essex. England.
Purnawan, P., Budi, A. S., & Wicaksono, K. D. (2014). KUAT LENTUR,
TOUGHNESS, DAN STIFFNESS PADA BETON RINGANTEKNOLOGI
FOAM DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT ALUMINIUM. Matriks Teknik
Sipil, 2(2), 109–116.
Rachman, D. N., Riwayati, S., Hidayat, A., & Pratiwi, T. N. (2022). Penggunaan
Foam Agent Pada Beton Untuk Pembuatan Beton Ringan. Jurnal Tekno Global
UIGM Fakultas Teknik, 11(1).
Riza, F. V., Lubis, D. S., & Manurung, F. V. B. (2019). Analisis Mekanis Beton
Busa Dengan Kombinasi Serat Sabut Kelapa serta Bahan Tambahan Abu
Sekam Padi dan Serbuk Cangkang Telur. Progress in Civil Engineering
Journal, 1(2).
Siswanto, A. (2011). Pengaruh Fiber Baja pada Kapasitas Tarik dan Lentur Beton.
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar, 2, 193–199.
Subakti, A. (1994). Teknologi Beton Dalam Praktek. Surabaya: Jurusan Teknik
Sipil FTSP ITS.
Sukirman, S. (1992). Perkerasan Lentur Untuk Jalan Raya. Bandung: Nova.
Sutikno. (2003). Panduan praktek beton. Surabaya: Univertas Negeri Surabaya.
Sutikno. (2003). Panduan praktek beton. Surabaya: Univertas Negeri Surabaya.
Tjokrodimulyo. (1992). Teknologi Beton. Yogyakarta: Fakultas Teknik
Universitas Gajah Mada.
Tjokrodimulyo. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta: Biro Penerbit.
Ulinnuha, M. (2023, Oktober).Pengertian dan Kelebihan Beton. MitechIndonesia.
https://mitech-ndt.co.id/pengertian-dan-kelebihan-beton/
Utami, T. R. (2022). Pengaruh Serat Baja Terhadap Kuat Tarik Lentur Balok
Beton yang Disambung.
Winter, G. (1993). Perencanaan Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Refbacks
- There are currently no refbacks.