STRATEGI PENGELOLAAN WARISAN BUDAYA BERBASIS PERAN MASYARAKAT DI KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG


(*) Corresponding Author

ABSTRACT

Lasem is one of Sub Districts in Rembang Regency located in north coast of central part of Java Island. The strategic position of Lasem that is located on maritime and over-land trading route has made this area since 500 BC inhabited and has passed many different periods of human settlement ranging from prehistory, classic (Hinduism-Buddhism), Islam, colonial periods and until today. That long period of human settlements has left for us now heritages of various cultural influences including Javanese, Chinese, European, Hinduism-Buddhism, and Islamic culture.  Heritage is finite and un-renewable in its nature so that it needs to be managed in order to outlive and to be inherited to the next generations. In Lasem, people have been relatively aware of that. Communities in Lasem represented by their organizations have their agendas of appreciating and preserving their heritage. However, they did them individually or not in good coordination of each other. The situation then generates an idea of coordinating activities done by communities in Lasem. Active role of those communities have to be guided and developed so that the purpose of appreciating and preserving their heritage can be achieved. This is intended as for management of heritage can be done continually.

Key words: Lasem, Heritage, Heritage Management, Community based

 

ABSTRAK

Lasem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa bagian tengah. Lasem memiliki potensi luar biasa antara lain terletak di jalur perdagangan laut dan darat yang telah didiami sejak 500 tahun Sebelum Masehi diawali oleh manusia masa prasejarah, klasik, Islam, kolonial, hingga saat ini. Masa hunian manusia yang panjang di Lasem meninggalkan warisan budaya dengan berbagai pengaruh budaya diantaranya Jawa, Cina, Eropa, Klasik, dan Islam yang sebagian masih dapat dijumpai hingga saat ini.  Namun demikian, warisan budaya bersifat terbatas dan tidak dapat diperbaharui sehingga perlu untuk dikelola agar berusia lebih panjang agar dapat diwariskan kembali kepada generasi selanjutnya. Pengelolaan warisan budaya yang dilakukan oleh masyarakat Lasem selama ini masih bersifat terpisah-pisah satu sama lain. Namun, peran aktif masyarakat terus dibina dan ditingkatkan agar tujuan pengelolaan warisan budaya yang berbasis masyarakat dapat segera dicapai. Pemilihan pengelolaan oleh masyarakat setempat bertujuan agar pengelolaan yang dilakukan dapat berkelanjutan.  

Kata Kunci: Lasem, Pengelolaan, Warisan Budaya, Basis Masyarakat.

  1. Aksa, La Ode Muhammad. (2004). “Integritas Sumberdaya Budaya Arkeologi dan Pembangunan “. http://www.arkeologi.com
  2. Anonim. (2017). Rembang Dalam Angka. Rembang: Badan Perhitungan Statistik.
  3. Anonim. (2013). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010. Klaten: Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.
  4. Anonim. (2015). Profil Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Rembang. Rembang: Disbudparpora.
  5. Graff, H.J De and Th. Pigeaud. (1984). “Chinese Muslim in Java in the 15th and 16th Centuriesâ€. Monash Paper on Southeast Asia no. 12. North Melborne: Ruskin Press.
  6. Graff, H.J De. (1986). Puncak Kekuasaan Mataram Politik Ekspansi Sultan Agung. Jakarta: Grafiti Press.
  7. Graaf, H.J De. (1987). Runtuhnya Istana Mataram. Jakarta: Grafiti Press.
  8. Graaf, H.J. De. (1987). Disintegrasi Mataram Di Bawah Amangkurat I. Jakarta: Grafitipers
  9. Hardjowardojo, R. Pitono. (1965). Pararaton. Malang: PT. Bhatrara.
  10. Hartono, Samuel. (2010). Lasem Kota Kuno Di Pantai Utara Jawa Yang Bernuansa China. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
  11. Karsono, R. (1920). Babad Lasem. Tidak Diterbitkan
  12. Kasnowihardjo, Gunadi. (2013). Penelitian Kubur Prasejarah Di Situs Leran, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Yogyakarta :Balai Arkeologi.
  13. Kridalaksana, Harimurti. (1996). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama
  14. Kwan, William. (2010). Eksplorasi Sejarah Batik Lasem. Jakarta: Institut Pluralisme Indonesia
  15. Purbasari, Riris, (ed). (2011). Identifikasi Potensi Perairan Lasem Kabupaten Rembang. Klaten: Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.
  16. Pratiwo. (2010). Arsitektur Tradisional Tionghoa dan Perkembangan Kota. Yogyakarta: Penerbit Ombak
  17. Riana, I Ketut. (2009). Nagarakrtagama: Masa Keemasan Majapahit. Jakarta: Kompas.
  18. Utomo, Bambang Budi. (2009). Majapahit dalam Lintas Pelayaran dan Perdagangan Nusantara. Berkala Arkeologi, 29 (2), 1-8.

Jurnal Planologi
Published by Pusat Studi Planologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang, in collaboration with Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia.
Jl. Kaligawe Raya KM. 4 Semarang, Indonesia
Phone: +6212345678
Email: jurnalplanologi@unissula.ac.id

View My Stats

e-ISSN: 1829-9172

p-ISSN: 2615-5257

DOI : 10.30659/japs

Creative Commons License

Get a feed by atom here, RRS2 here and OAI Links here

apps