Analisis Kualitas Aset Fisik Taman Hutan Kota Cigembor

salwa prasasti, Husna Candranurani Oktavia

Abstract


Pemanfaatan ruang terbuka hijau yang berkualitas masih menjadi permasalahan di berbagai negara termasuk di Indonesia. Oleh sebab itu, strategi pemanfaatan ruang perlu dilakukan secara kreaktif dengan menyediakan sarana dan parasarana yang memadai untuk meningkatkan kualitasnya. Taman Hutan Kota Cigembor merupakan salah satu bentuk dari pemanfaatan RTH publik yang dikelola oleh pemerintah Kabupaten Ciamis. Dari perolehan observasi diketahui bahwa terdapat fenomena-fenomena yang menunjukkan penurunan kualitas aset fisik Taman Hutan Kota Cigembor. Riset ini dilakukan untuk menganalisis kualitas aset fisik yang ada di Taman Hutan Kota Cigembor berdasarkan Determinant Factor For Quality Of Green Open Space menggunakan dimensi Fasilitas, Aksesibilitas dan Keamanan. Metode riset yang diterapkan adalah riset deksriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data riset dikumpulkan dengan cara observasi, penyebaran kuesioner dan wawancara. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas aset fisik yang telah dilakukan diketahui bahwa kualitas aset fisik dimensi fasilitas berkategori kurang baik, dimensi aksesibilitas berkategori baik, dan dimensi keamanan berkategori tidak baik. Sehingga secara keseluruhan kualitas aset fisik Taman Hutan Kota Cigembor masih masuk kedalam kategori kurang baik.

Full Text:

PDF

References


Abdul Malek, N., Zabeda Mohammad, S., Nashar, A., & Alam, S. (2018). Determinant Factor for Quality Green Open Space Assessment in Malaysia. Journal of Design and Built Environment, 18(2).

AlKahtani, S. J. H., Xia, J. (Cecilia), Veenendaaland, B., Caulfield, C., & Hughes, M. (2015). Building a conceptual framework for determining individual differences of accessibility to tourist attractions. Tourism Management Perspectives, 16, 28–42. https://doi.org/10.1016/j.tmp.2015.05.002

Daradjat, Z. (2012). Fasilitas Tansportasi Konsumen. Alfabeta.

Fan, P., Xu, L., Yue, W., & Chen, J. (2017). Accessibility of public urban green space in an urban periphery: The case of Shanghai. Landscape and Urban Planning, 165, 177–192. https://doi.org/10.1016/j.landurbplan.2016.11.007

Gidlow, C. J., Ellis, N. J., & Bostock, S. (2012). Development of the neighbourhood green space tool (NGST). Landscape and Urban Planning, 106(4), 347–358. https://doi.org/10.1016/j.landurbplan.2012.04.007

Miller, L. B. (2009). Parks, Plants, and People Beautifying the Urban Landscape. W.w Norton and Company.

Mohsin, A. (2005). Tourist attitudes and destination marketing—the case of Australia’s Northern Territory and Malaysia. Tourism Management, 26(5), 723–732. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2004.03.012

Parikesit, D. (2003). Modul Pelatihan Perencanaan Infrastruktur Pedesaaan. Kerjasama Universitas gajah Mada dengan Kementrian Koordinator Bidang Ekonomi dan International Labour Organization.

Square, J. (2004). What Makes a Successful Place? ProjectFor Public Spaces. http://www.pps.org/articles/grplacefeat/

Türkseven Doğrusoy, I., & Zengel, R. (2017). Analysis of perceived safety in urban parks: A field study in Büyükpark and Hasanaga Park. Metu Journal of the Faculty of Architecture, 34(1), 63–84. https://doi.org/10.4305/METU.JFA.2017.1.7




DOI: http://dx.doi.org/10.30659/jkr.v4i1.32177

Refbacks

  • There are currently no refbacks.