Strategi Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Buaya Religius Kepada Peserta Didik Di MA An-Nidham Desa Kalisari Kec. Sayung

Ana Muslikhatul Ulliyah, Ali Bowo Tjahjono, Toha Makhsun

Abstract


Abstrak
Kepala sekolah atau kepala madrasah dalam mempimpin lembaga pendidikan tentu
mempunyai strategi tertentu untuk mengembangkan motivasi pendidik dan tenaga
kependidikan di lingkungan kerjanya. MA An-Nidham juga memiliki usaha dalam
membentuk dan mengembangkan budaya religius yang merupakan salah satu usaha
yang dilakukan kepala sekolah melalui strategi yang dimiliki. Hal ini menjadikan
landasan peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul â€Strategi Kepala
Madrasah Dalam Mengembangkan Budaya Religius Kepada Peserta Didik Di Ma
An-Nidham Kalisari Kec. Sayungâ€. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu, (1),
untuk mengetahui bagaimana wujud budaya religius di MA An-Nidham desa
Kalisari kec. Sayung. (2) untuk mengetahui bagaimana strategi kepala madrasah
dalam mengembangkan budaya religius terhadap peserta didik di MA An-Nidham
desa Kalisari kec. Sayung. (3) untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi
pengembangan budaya religius terhadap peserta didik di MA An-Nidham desa
Kalisari kec. Sayung. Peneliti menggunakan penelitian kualitaif bersifat deskripstif
dan pendekatan penelitian lapangan. Hasil penelitian adalah pertama, wujud
budaya religius seperti, membaca doa sebelum pembelajaran, sholat dhuha, sholat
dhuhur berjama’ah, Istghosah, KAP, PHBI, dan budaya 5S. Kedua, strategi kepala
madrasah yang meliputi keteladanan, pembiasaan, kemitraan, dan internalisasis
nilai-nilai Islam. Ketiga, faktor pendukung proses pengembangan budaya religius
adalah adanya dukungan dari warga madrasah, masyarakat dan orang tua peserta
didik, keaktifan peserta didik yang berpengaruh besar dalam berjalannya kegiata..
Terjalinnya kerjasama antara pihak maddrasah dengan masyarakat sekitar, orang
tua, peserta didik, dan lembaga kepolisian yang terkait. Adanya dana pelaksanaan
kegiatan, kondisi dan situasi lingkungan madrasah yang berbasis islami seperti di
pondok pesantren, dan berkembangnya teknologi dengan pesat yang mampu
mempublikasikan segala informasi dan kegiatan-kegiatan di media sosial.
Sedangkan faktor penghambat dalam proses pengembangan budaya religius yaitu
masih kurangnya tingkat kesadaran beberapa peserta didik dan kurangnya fasilitas
untuk memotivasi peserta didik lewat slogan-slogan yang berisi motivasi
dikarenakan kondisi bangunan masih dalam tahap renovasi.
Kata kunci : kepala madrasah, budaya religius, strategi.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.