Validity of the Deed of the Official Writing the Land Deed in the Event of Legal Problems in Credit Agreements With Credit Rights as Security

Britania Nur Hamidah, Taufan Fajar Riyanto

Abstract


An authentic deed contains the concept of truth regarding the deed in proving that the parties have understood and explained what is written in the deed, including explaining that the deed is true. Authentic deeds can also be said to have perfect evidentiary power because they have three types of evidentiary power, namely physical, formal and material. The role of a notary is not only administrative, but also preventive, namely preventing potential disputes in the future through the creation of deeds that are clear, complete and in accordance with the provisions of the law. In addition, there are factors causing default related to the role of the notary, where default in a credit agreement with collateral can be caused by various factors, both internal to the notary and external factors. This study uses a normative juridical approach with a case study approach and analysis of applicable laws and regulations, particularly the Land Deed Official Law and its implementation. The data obtained uses literature studies obtained from secondary data on legal literature, court decisions, and documents related to the preparation of this scientific work, and the analysis in this study is perspective. The results of the study show that the validity of PPAT deeds depends on the simultaneous fulfillment of formal and material requirements. Failure to fulfill either of these requirements will result in the deed being invalid.

Keywords: Land Deed Official, Credit Agreement, Mortgage Rights


Full Text:

PDF

References


Adjie, H. (2008). Hukum Notaris Indonesia: Tafsir Tematik terhadap UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Bandung: Refika Aditama.

Badrulzaman, M. D. (1994). Hukum Jaminan dan Hak Tanggungan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Badrulzaman, M. D. (1996). Hukum Jaminan dan Hak Tanggungan. Bandung: Alumni.

Badrulzaman, M. D. (2001). Hukum Perikatan dalam KUHPerdata Buku Ketiga. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Boedi Harsono. (2008). Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria. Jakarta: Djambatan.

Dewi, N. M. (2020). Tanggung Jawab Notaris Terhadap Cacat Akta Hak Tanggungan. Jurnal Notarius, 7(2), 112–113.

Dewi, N. M. (2022). Analisis Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembuatan Akta Hak Tanggungan. Jurnal Notarius, 12(1), 45–47.

Fitzgerald dalam Rasjidi, L., & Rasjidi, I. (2004). Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Fuady, M. (2018). Hukum Perjanjian dalam Dunia Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hermansyah. (2011). Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Kencana.

Ibrahim, J. (2006). Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayumedia.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. (2020). Pedoman Pelaksanaan Hak Tanggungan Elektronik (SATH).

Marzuki, P. M. (2017). Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana.

Mukti Fajar, N. D., & Achmad, Y. (2010). Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Republik Indonesia. (1996). Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah (UUHT).

Republik Indonesia. (1997). Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Republik Indonesia. (2006). Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Jabatan PPAT.

Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri ATR/BPN No. 24 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No. 37 Tahun 1998 tentang Jabatan PPAT.

Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri ATR/BPN No. 2 Tahun 2018 tentang Pembinaan dan Pengawasan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

Republik Indonesia. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).

Republik Indonesia. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Rahardjo, S. (2000). Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Salim, H. S. (2004). Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Shidarta. (2006). Moralitas Profesi Hukum: Suatu Tawaran Kerangka Berpikir. Bandung: Refika Aditama.

Soekanto, S. (1986). Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.

Soekanto, S., & Mamudji, S. (2001). Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Subekti, R. (1991). Jaminan-Jaminan untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Subekti, R. (2002). Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa.

Subekti, R. (2008). Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa.

Supriadi. (2010). Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Supriadi. (2016). Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Sunggono, B. (2002). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Widjaja, G. (2013). Perikatan yang Lahir dari Perjanjian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.