Peran Modal Sosial Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Petani Tembakau Di Kabupaten Wonosobo
Abstract
Dimensi modal sosial menggambarkan segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan, serta didalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi, serta sosial inheren dalam struktur relasi sosial dan jaringan sosial di dalam suatu masyarakat yang menciptakan berbagai ragam kewajiban sosial, menciptakan iklim saling percaya, membawa saluran informasi, dan menetapkan norma-norma, serta sangsi-sangsi sosial bagi para anggota masyarakat tersebut (Coleman, 1999). Namun demikian Fukuyama (2000) dengan tegas menyatakan, belum tentu norma-norma dan nilai-nilai bersama yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak, dan bertingkah-laku itu otomatis menjadi modal sosial. Akan tetapi hanyalah norma-norma dan nilai-nilai bersama yang dibangkitkan oleh kepercayaan (trust). Dimana trust ini adalah merupakan harapan- harapan terhadap keteraturan, kejujuran, dan perilaku kooperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas masyarakat yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama oleh para anggotanya. Populasi dalam penelitian terdiri dari petani tembakau, tokoh masyarakat, dan aparat pemerintah kecamatan dan desa dari delapan desa yang terpilih sebagai sampel. Sementara itu jumlah responden sebanyak 104 orang, yang terdiri dari 80 petani tembakau, 16 tokoh masyarakat, 16 perangkat desa, dan 2 orang perangkat kecamatan. Variabel penelitian meliputi kajian ekonomi, sosial budaya, kajian demografi, karakteristik petani tembakau, dan efektivitas modal sosial. Pengumpulan data dengan menggunakan focus group discussion (FGD) dengan responden, dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai kepercayaan dalam modal sosial sangat dominan sebagai dasar bagi masyarakat pedesaan untuk dijadikan modal dalam peningkatan fungsi yang lain, seperti peningkatan respek dan keuntungan bersama. Permasalahan dalam optimalisasi modal sosial menyangkut masalah alam, masalah sumber daya manusia, dan masalah manajemen. Sementara itu untuk mengoptimalkan peran modal sosial di pedesaan perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, seiring dengan tuntutan masyarakat pedesaan terkait dengan pentingnya program pendampingan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat pedesaan dengan meningkatkan ketrampilan bertani, dan meningkatkan diversivikasi pertanian. Selain itu juga perlunya dukungan kepemimpinan transformasional untuk meningkatkan optimalisasi peran modal sosial. Kata kunci: Modal sosial, kesejahteraan, kepemimpinan transformasional,
pendampingan
pendampingan
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.