Perilaku Masyarakat terhadap Kebersihan telinga di Desa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang

Andriana Tjitria Widi Wardani, Agung Sulistyanto

Abstract


Kotoran telinga / serumen/ ear wax pada anak- anak adalah hal yang biasa dikeluhkan para orang tua, sehingga orang tua merasa serumen harus dibersihkan tanpa mengetahui tentang apa itu serumen, apa fungsi dan manfaat dari kotoran telinga. Ketidak tahuan yang mendasar ini menyebabkan orang tua sering kali memeriksakan anaknya ke dokter THT untuk dibersihkan kotoran telinganya dan tidak jarang kotoran telinga sampai mengeras bahkan sering kali menyebabkan infeksi yang berulang. Kotoran telinga yang penuh dan padat dapat mengganggu pendengaran bahkan tuli yang tidak permanen, sehingga untuk murid/ pelajar akan mengganggu dalam penerimaan pelajaran. Keadaan ini akan mengganggu proses belajar mengajar. Tujuan: Memberikan edukasi bagi masyarakat atau orang tua tentang serumen, manfaat serumen dan cara membersihkan telinga dengan benar, (2) Monitoring secara berkelanjutan tingkat pengetahuan orang tua tentang kebersihan telinga dari serumen yang keras/ obturan. Metode: Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang yang diikuti 27 dengan metode penyuluhan dan pembagian kuesioner. Hasil: Didapatkan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kebersihan telinga. Kesimpulan: Masyarakat didesa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang tingkat pengetahuan tentang teknik membersihkan telinga yang benar dan pengetahuan tentang dampak kebersihan telinga sangat baik sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya tuli sementara akibat serumen yang menumpuk dikarenakan kesalahan dalam membersihkan kotoran telinga, sehingga kegiatan ini dapat menurunkan angka ketulian di Indonesia yang merupakan program nasional dan internasional dalam pengendalian gangguan indra pendengaran: “Sound hearing 2030â€.

Earwax or serumen in children is a common thing that parents complain about, parents think that earwax should be cleaned without knowing what serumen is, what is the function and benefits of earwax. This basic ignorance causes parents often take their children to come to the ENT doctor to be cleaned and it is not uncommon for earwax to harden and often cause repeated infections. Full and dense earwax can interfere with hearing and even non-permanent deafness, so for students, it will interfere in the reception of lessons. This situation will interfere with the teaching and learning process. Provide education for the community or parents about serumen, the benefits of serumen and how to clean the ears properly, continuous monitoring the level of knowledge of parents about ear hygiene from earwax blockage. This community service activity was carried out in Muktiharjo Lor Village, Genuk Semarang which was attended by 27 people with the method of counseling and distribution of questionnaires. The result shows that an increase in public knowledge about ear hygiene was obtained. The community in Muktiharjo Lor, Genuk Semarang, the level of knowledge about the correct ear cleaning technique and knowledge about the impact of ear hygiene is great so that it is expected to prevent the occurrence of temporary deafness due to serum that accumulates due to errors in cleaning earwax, so that this activity can reduce the deafness rate in Indonesia which is a national and international program in control of impaired sense of hearing: "Sound hearing 2030".


Keywords


serumen; ear wax; obturan; deaf

Full Text:

PDF

References


Amutta, S., Iseh, K., Aliyu, D., Abdullahi, M., & Abdulrahaman, G. (2013). Ear, nose, and throat foreign bodies in a tertiary health institution in Sokoto, Nigeria. Sahel Medical Journal, 16(3), 87. https://doi.org/10.4103/1118-8561.121905

Bawono Mahatma Sotya (2015). Gangguan Pendengaran Akibat Sumbatan Kotoran Telinga (Impaksi Serumen). Yogyakarta.

Guest, J. F., Greener, M. J., Robinson, A. C., & Smith, A. F. (2004). Impacted cerumen: Composition, production, epidemiology and management. QJM - Monthly Journal of the Association of Physicians, 97(8), 477–488. https://doi.org/10.1093/qjmed/hch082

Higler, A. B. (1997). BOIES Buku Ajar Penyakit THT (Edisi 6). EGC.

Horton, G. A., Simpson, M. T. W., Beyea, M. M., & Beyea, J. A. (2020). Cerumen Management : An Updated Clinical Review and Evidence-Based Approach for Primary Care Physicians. Journal of Primary Care & Community Health Case, 11:1-5, 1–5. https://doi.org/10.1177/2150132720904181

Kementrian Kesehatan, R. I. (2013). Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Science, 127(3309), 283–286. https://doi.org/10.1126/science.127.3309.1275

Money, P. (2018). Hubungan Antara Penggunaan Cotton Bud Dengan Serumen Obsturan. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 7(2), 892–905.

Najwati, H., Dian Saraswati, L.,Muyassaroh. (2017). Gambaran Pengetahuan Orang Tua Dan Perilaku Membersihkan Liang Telinga Anak Dengan Kejadian Impaksi Serumen pada Anak Sekolah Dasar Di Wilayah Pesisir (Studi Kasus Pada Anak Kelas 1 di Lima Sekolah Dasar, Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo, Semarang Utara) (Vol. 5). Retrieved from http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Oladeji, S. (2015). Knowledge Of Cerumen And Effect Of Ear Self-Cleaning Among Health Workers In A Tertiary Hospital LA CONNAISSANCE. Journal of West African College of Surgeons, 5(2).

Olaosun, A. (2014). Self‑ear‑cleaning among educated young adults in Nigeria. Journal of Family Medicine and Primary Care, 3(1), 17. https://doi.org/10.4103/2249-4863.130262

Singh, J. O. S. A. (2020). Cerumen Impaction Removal. Pfenninger and Fowler’s Procedures for Primary Care, 467–470. https://doi.org/10.1016/b978-0-323-05267-2.00072-8




DOI: http://dx.doi.org/10.30659/abdimasku.1.3.96-102

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats