Evaluasi Rencana Dan Strategi Nasional HIV/AIDS Di Provinsi Bali, Indonesia 2010-2014

I Wayan Antariksawan

Abstract


Pendahuluan: Di Indonesia, sejak tahun 2000, prevalensi HIV secara konsisten di atas 5% di beberapa populasi kunci umum seperti pengguna narkoba suntik, pekerja seks, pria yang berhubungan seks dengan laki-laki, waria (Lady Boys), populasi penjara, klien seks pekerja, pemuda (Strategi Nasional dan Rencana Aksi, 2010-2014). Respon terhadap AIDS, Indonesia menciptakan program sejak tahun 1987 untuk mengatasi masalah tersebut. Pengembangan cakupan program meliputi pengurangan dampak buruk, program pencegahan infeksi melalui peralatan suntik, program terapi substitusi metadon, program berbasis penjara, pengguna narkoba, pencegahan program penularan seksual, pencegahan penularan dari ibu ke anak (PMTCT), konseling sukarela dan pengujian, perawatan, dukungan, dan program pengobatan dan cakupan program populasi kunci. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Strategi Nasional dan Rencana Aksi untuk HIV / AIDS di Bali, Indonesia mulai tahun 2010-2014. Hasil penelitian ini akan membantu untuk menggambarkan tingkat dan pola upaya program dan sebagai panduan untuk memahami komposisi program yang efektif dan kebutuhan utama untuk memperkuat usaha program di Bali, Indonesia. Analisis Data: Distribusi frekuensi dan persentase digunakan untuk menggambarkan dan menentukan bidang mana yang dibahas dalam pelaksanaan Strategi dan Rencana Aksi Nasional HIV / AIDS dalam hal komponennya. Hasil: Temuan: Jumlah kejadian HIV / AIDS tertinggi terlihat pada PSK. Peringkat kedua, berada di tempat kerja seperti rumah sakit, hotel, dan pekerja pabrik. Peringkat ketiga adalah kejadian HIV / AIDS di LSL. Keempat di peringkat adalah kejadian HIV / AIDS di Waria. Kejadian HIV / AIDS menempati urutan kelima kasus Seks Pria pada pria di tahun 2014. Peringkat keenam adalah kejadian HIV / AIDS di kalangan remaja. Pengguna narkoba suntik (IDU) masuk dalam urutan ketujuh pada tahun 2014. Populasi penjara (PP) memiliki angka kejadian HIV / AIDS dari tahun 2013-2014. Berdasarkan indikator dalam hal cakupan program, program ISW, Warias, IDU, PP, CSW dan pemuda. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap orang dengan HIV / AIDS yang menerima program ini, mereka memerlukan perawatan dan layanan lebih lanjut mengenai tes konseling, pengobatan dan tes HIV. Mereka juga ingin memiliki pengobatan baru untuk HIV / AIDS. Berdasarkan indikator dalam hal efektivitas program, pencegahan IMS di antara populasi kunci harus diperkuat. Diskusi : Program HIV / AIDS di Indonesia untuk tahun 2010-2014 berhasil dalam cakupan program untuk program DSW, MSM dan tempat kerja. Program ISW, Warias, IDU, PP, CSW dan pemuda harus diperkuat untuk memperbaiki cakupan program. Pencegahan IMS di kalangan PPB harus diperkuat untuk meningkatkan efektifitas program HIV / AIDS di Bali, Indonesia. Layanan konseling kepada orang dengan HIV / AIDS juga harus ditingkatkan. Rekomendasi Semua pemangku kepentingan harus bekerja sama dalam pelaksanaan program HIV / AIDS di Bali Indonesia. Instansi pemerintah harus fokus pada peningkatan HIV / AIDS di antara Warias dan LSL di Bali, dan program dalam hal ini harus diperkuat. PPB harus menjadi prioritas perawatan untuk orang dengan HIV / AIDS, dan program untuk mereka harus diberi penekanan lebih dalam pelaksanaannya. Studi lebih luas tentang evaluasi HIV / AIDS untuk penelitian selanjutnya

Kata Kunci: Cakupan; Efektifitas; keberlanjutan; diperkuat


Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.26532/.v1i1.2863

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.26532/.v1i1.2863.g2080

Refbacks

  • There are currently no refbacks.