SPIRITUAL STORY TELLING (SST) MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN PERILAKU KEKERASAN PADA PEER EDUKATOR DI KOTA SEMARANG

Wahyu Endang Setyowati

Abstract


Pendahuluan: Perilaku kekerasan atau marah dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia, ras, jenis kelamin dan klasifikasi lain, termasuk juga anak  anak. Dengan  usia  yang  dimilikinya,  anak  biasanya  mengalami  kesulitan menyampaikan  perasaan  yang dialami,  termasuk  menyampaikan  marah. Akibatnya tumbuh kembang anak menjadi terganggu karena stress yang dialami dan tak jarang akan berlanjut ke masa dewasa yang tidak sehat secara kejiwaan. Salah satu dunia khayalan anak adalah dunia dongeng . melalui dongeng anak belajar memahami sebuah konsep, sebab akibat serta belajar menemukan solusi dari setiap peristiwa kehidupan yang dialaminya. Pesan moral dari sebuah dongeng menjadi inspirasi para orang tua, pembelajar maupun terapis dalam dunia kesehatan, termasuk dunia keperawatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dongeng dapat meningkatkan kemampuan anak mengingat sesuatu, menemukan emosi yang menyenangkan, menurunkan stress dan meningkatkan kecerdasan. Spiritual Telling Story merupakan metode yang diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif mengungkapkan marah secara verbal,sosial dan spiritual sehingga dapat menjadi terapi untuk  membantu  anak  mengungkapkan  marah  dengan  cara  yang  lebih sehat. Lingkungan yang dekat dengan anak anak meliputi lingkungan rumah dan lingkungan sekolah. Lingkungan rumah termasuk didalamnya lingkungan pergaulan di sekitar rumah dan pergaulan teman sebaya.

Kelurahan Bandarharjo merupakan satu dari sekian kelurahan yang memiliki kondisi geografis dan sosial yang unik. Dengan kondisi lingkungan yang padat beresiko terjadi masalah masalah sosial yang berhubungan dengan pergaulan mereka khususnya masalah masalah kekerasan. Dari jumlah 240 anak dan remaja, 6 dari 10 (60%) anak menyampaikan mengalami kesulitan mengungkapkan marah dengan cara yang baik.

Solusi yang ditawarkan yaitu membentuk peer educator dengan metode Spiritual Story Telling, membentuk Duta/Kader Anti Kekerasan yang akan menjadi Role Model dalam mempromosikan gerakan anti kekerasan, memberikan edukasi tentang pengendalian perilaku kekerasan serta penguatan diri melalui pendekatan keagamaan. Solusi hasil kesepakatan bersama dapat meningkatkan pengetahuan anak tentang perilaku kekerasan dan  pendekatan keagamaan sehingga perilaku kekerasan di sekolah dapat diminimalkan. Keluaran yang dihasilkan adalah terbentuknya peer educator, Kader/Duta yang berasal dari anak, penerapan IPTEK, peningkatan pemahaman dan ketrampilan anak mengenai Perilaku kekerasan, kesadaran spiritual meningkat sehingga tercapai kepuasan beraktifitas sosial di lingkungan masyarakat serta publikasi jurnal.


Keywords


Anak; Peer Educator; Metode Spiritual Story Telling

Full Text:

PDF


DOI: http://dx.doi.org/10.26532/unc.v2i1.15452

DOI (PDF): http://dx.doi.org/10.26532/unc.v2i1.15452.g5427

Refbacks

  • There are currently no refbacks.