Kesantunan Berkomunikasi pada Media Sosial di Era Digital

Egi Rizqi Fitri Ardiani, Ima Noviana, Anggi Mariana, Siti Nurrohmah

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesantunan berkomunikasi di era digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Digital Civility Index (DCI) Microsoft, bahwa risiko terbesar netizen Indonesia adalah kabar hoax dan penipuan yang naik 13%, ujaran kebencian naik 5%, namun diskriminasi turun 2%. Sementara itu, Indonesia menduduki ranking ke-29 dari 32 negara yang diteliti Microsoft, sehingga posisinya paling buncit di Asia Tenggara. Indonesia hanya unggul dari Meksiko (DCI 76), Rusia (DCI 80), dan Afrika Selatan (DCI 81) dalam hal kesopanan online di survey tersebut. Dalam riset ini, tingkat kesopanan pengguna internet di Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76, dan menempatkan warganet Indonesia di urutan terbawah se-Asia Tenggara. Semakin besar poin yang didapatkan, berarti semakin buruk tingkat kesopanan. Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan angket dan observasi dalam sosial media antara lain Twitter, Instagram, dan Fecebook. Hasil yang diperoleh melalui observasi dan angket sangat berbeda, angket menunjukkan kesantunan tetap ada pada lingkungan sekitar, tetapi melalui observasi, banyak sekali yang tidak menggunakan etika dalam berkomentar. Data angket menunjukan kesopanan dalam berkomunikasi masih diatas 60%, namun berbeda dari hasil  observasi di media sosial Twitter, Instagram, dan Facebook, kesantunan dalam berkomunikasi masih sangat rendah dibawah 40%. Saran dari kami untuk pembaca adalah jangan mudah terbawa arus globalisasi, seperti bertutur kata kebarat-baratan dan meninggalkan bahasa kita sendiri, bahasa persatuan yang menjunjung tinggi kesopan santunan.

 

 

Abstract

This study aims to describe the form of politeness to communicate in the digital era. This research uses a descriptive quantitative approach. Microsoft's Digital Civility Index (DCI), that the biggest risk for Indonesian netizens is hoax news and fraud, up 13%, hate speech up 5%, but discrimination down 2%. Meanwhile, Indonesia ranks 29th out of 32 countries studied by Microsoft, making it the most protruding position in Southeast Asia. Indonesia is only ahead of Mexico (DCI 76), Russia (DCI 80), and South Africa (DCI 81) in terms of online politeness in the survey. In this research, the politeness level of internet users in Indonesia deteriorated eight points to 76, and put Indonesian netizens at the bottom of Southeast Asia. The greater the points earned, the worse the politeness level. Data collection methods used in this study were questionnaires and observations in social media, including Twitter, Instagram, and Facebook. The results obtained through observation and questionnaires are very different, questionnaires show politeness remains in the surrounding environment, but through observation, many do not use ethics in commenting. The questionnaire data shows politeness in communicating is still above 60%, but different from the results of observations on social media Twitter, Instagram, and Facebook, politeness in communicating is still very low below 40%. Our advice for readers is not to easily get carried away by the flow of globalization, such as speaking westernized words and leaving our own language, the language of unity that upholds courtesy.


Keywords


Kesantunan; Komunikasi; Media Sosial; politeness; communication; social media

Full Text:

PDF

References


Alfani, M. H. (2018). Analisis Pengaruh Quality Of Work Life (QWL) Terhadap Kinerja Dan Kepuasan Kerja Karyawan PT. Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru. Jurnal Tabarru’. Vol. 1 pp. 1-13.

Agustini, R., (2017). Bentuk Kesantunan Berbahasa Indonesia. Jurnal Literasi, Vol. pp. 9-17.

Dewi, B. K. (2021). Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan Se- Asia Tenggara, Pengamat Sebut Ada 31 Faktor Penyebab, akses online 19 Maret 2021. URL: https://amp.kompas.com/sains/read/2021/02/26/194500523/netizen-indonesia-paling-tidak-sopan-se-asia-tenggara-pengamat-sebut-ada-3

Gunawan, I., Purwati, (2019). Kesantunan Berbahasa Di Era Digital: Tinjauan Analisis Moral Pada Komentar Berita Sepak Bola Di Akun Instagram @Pengamatsepakbola. Indonesian Journal of Arabic Studies, Vol. 1 pp. 76-88.

Latif, Y., (2009). Menyemai Karakter Bangsa Budaya Kebangkitan Berbasis Kesastraan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Mislikhah, S., (2014). Kesantunan Berbahasa. International Journal of Islamic Studies, Vol.1, pp. 285-296.

Palupi, M. T., & Nafisah, E., (2019). Kesantunan Berbahasa Di Media Sosial Online: Tinjauan Deskriptif Padakomentar Berita Politik Di Facebook. Jurnal Skripta, Vol. 5, pp. 26-31.

Sugiyo, (2017). Komunikasi Antarpribadi. Semarang: UNESS PRESS.

Suprapto, T., (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: MedPress.

Supardi, (2019). Dasar Metodologi Penelitian. Semarang: UPGRIS Press.

Warsiman, (2014). Sosiolinguistik: Teori dan Aplikasi Dalam Pembelajaran. Malang: UB Press.

Zamzani, Musfiroh, T., Siti, M., Ari, L., & Yayuk, E. R., (2012). Pengembangan Alat Ukur Kesantunan Bahasa Indonesia Dalam Interaksi Sosial Bersemuka. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 10, pp. 117-134.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.