Persepsi Anak Tentang Ruang Bermain Ramah Anak Di Bantaran Kali Banger Kelurahan Kemijen

Mila Karmilah*  -  Universitas Islam Sultan Agung, Indonesia

(*) Corresponding Author

Abstract

The majority of the Indonesian population lives in Kampong in higher density, and one of them is living in the riverbank area. The characteristics of urban are having inadequate infrastructure conditions, lack of water supply, and lack of waste management. One of inadequate of infrastructure is  playing facilities for children. This study will look at children's perceptions regarding the location that responsive to children’s needs. The location of this study is the Kali Banger in the Kemijen sub-district. In Kemijen Sub district, there are 11 RW and eight of them are directly facing Kali Banger. This study uses a mixed approach (quantitative and qualitative) in extracting data. The study showed that children's perceptions of rivers are the convenient locations for playing, so they want the river to be clean. Children also have a good understanding of environmental hygiene, especially at Kali Banger. The locations that are often used to play are pump points, pump house roofs, playgrounds that located on RW 8, roads and railroad tracks. The choices of location for children's play was triggered by the condition of their houses, so they chosen to play in outdoor location until afternoon. This finding can be a reference for the development of Indonesian urban kampung that are more conducived to children, especially kampung on the riverbank. After mapping the existing location and location that children sugesting that responsive child’s needs and types of games, it was seen that the most desirable locations for playing locations were playgrounds (54.5%), then soccer fields (22.1%) and the rest are varied, while the types of games that were desired were swing (39%) and see saw of (18.2%).

 

Key Words: Perception, Play Ground, Children and Responsive Children

 

Abstrak

Mayoritas penduduk kota Indonesia tinggal di kampung dengan tingkat kepadatan yang tinggi, Salah satunya adalah keberadaan permukiman di kawasan bantaran sungai. Ciri kampung kota memiliki kondisi infrastruktur,  yang belum memadai salah satunya adalah fasilitas bermain bagi Anak. Studi ini akan melihat persepsi anak terkait lokasi bermain yang ramah (responsif) dengan kebutuhan usia anak. Lokasi penelitian ini adalah kawasan bantaran Kali Banger yang terletak di kelurahanKemijen, dari 11 RW yang terdapat di kelurahan Kemijen terdapat 8 RW yang langsung berhadapan dengan kali Banger. Studi ini menggunakan pendekatan campuran (kuantitatif dan kualitatif) didalam penggalian data-data. Temuan studi memperlihatkan bahwa persepsi anak tentang sungai/kali adalah sebagai lokasi yang nyaman sebagai tempat bermain, sehingga mereka menginginkan kali dalam kondisi bersih. Anak-anak juga mempunyai pemahaman yang baik mengenai kebersihan lingkungan khususnya pada kali Banger. Lokasi yang sering digunakan untuk bermain adalah beberapa titik pompa, atap rumah pompa, taman yang berada di RW 8, jalan lingkungan dan rel KA. Pemilihan lokasi bermain anak ini dipicu oleh kondisi rumah mereka yang sempit, sehingga mereka memilih keluar rumah sepulang sekolah sampai sore hari. Temuan ini dapat menjadi acuan bagi pengembanmgan kampung kota Indonesia yang lebih kondusif untuk anak, khususnya kampung bantaran sungai. Setelah dilakukan pemetaan baik eksisting dan rencana lokasi dan jenis permainan maka terlihat bahwa lokasi yang paling banyak diminat sebagai lokasi bermain adalah taman bermain (54.5%), kemudian lapangan sepakbola (22,1%) dan sisanya bervariasi, sedangkan jenis permainan yang banyak diinginkan adalah ayunan (39%) dan jungkat-jungkit sebesar (18,2%).

Kata Kunci. Persepsi, ruang bermain,  anak, ramah anak

  1. Setiawan. B, (2006). “Ruang Bermain untuk Anak di Kampung Kota: Studi Persepsi, Lingkungan, Seting dan Perilaku Anak di Kampung Code Utara Yogyakarta†Jurnal Manusia dan Lingkungan. 13 (2) 60-70.
  2. Cowling, R.M., Wilhelm-Rechman, A., (2007), “Social assessment as a key to conservation successâ€. Oryx. 41, 135–136.
  3. Deetje, J.S., (1999), Kemampuan Berpikir Kreatif Dikaitkan Dengan Perilaku Otonomi, Suasana Interaksi Dalam Keluarga dan Proses Belajar Mengajar Siswa STM di Sulawesi Utara, Thesis S2 Program Psikologi Pendidikan dan Psikometri Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta.
  4. Hohmann, et,al., (1979), Young Children in Action (A manual for preschool educators), High/Scope Educational Research Foundation Ypsilanti, Michigan.
  5. Hurlock, E., (1980) “Psikologi P erkembanganâ€. Penerbit Erlangga. Jakarta
  6. https://www.bnpb.go.id/home/detail/3039/Gerakan-Sekolah-Sungai-Untuk-Pengurangan-Resiko-Bencana
  7. http://pci.dynamicgovernance.id/our-program/sekolah-sungai/
  8. http://article.sciencepublishinggroup.com/html/10.11648.j.aff.s.2015040401.15.html
  9. Knight, A. T., et al. (2006). “Designing systematic area-selection studies that promote effective implementation: best practice from South Africaâ€, Conservation Biology .20. 739–750
  10. NC Ban et al, (2013), “ A social-ecological approach to conservation planning: Embedding social considerations†Frontiers in Ecology and the Environment. 11 (4)
  11. Sari S.M, (2004), “Peran Warna Interior terhadapPerkembangan dan Pendidikan Anak di Taman Kanak-Kanak†Jurnal Dimensi Interior. 2 (1) 22-36

Jurnal Planologi
Published by Pusat Studi Planologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang, in collaboration with Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia.
Jl. Kaligawe Raya KM. 4 Semarang, Indonesia
Phone: +6212345678
Email: jurnalplanologi@unissula.ac.id

View My Stats

e-ISSN: 1829-9172

p-ISSN: 2615-5257

DOI : 10.30659/japs

Creative Commons License

Get a feed by atom here, RRS2 here and OAI Links here

apps