KAJIAN OBJEK WISATA SEJARAH BERDASARKAN KELAYAKAN LANSKAP SEJARAH DI KOTA PALEMBANG

Myrna Sukmaratri*  -  Universitas Indo Global Mandiri, Indonesia

(*) Corresponding Author

ABSTRACT

As a city incorporated within the Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), Palembang City certainly has the potential of historical and cultural assets that can be utilized as a tourist attraction. However, tourists who visit the historical attractions in Palembang is still dominated by domestic tourists and even local tourists. Though the historical tourist attraction actually has the potential to bring in more tourists when balanced with optimal development. The purpose of this study is to analyze the potential of historical attractions based on the feasibility of the historical landscape. Scoring analysis techniques used to evaluate the value of the feasibility historical landscape as a tourist attraction so the potential class is obtained. Scoring results obtained that Kawah Tengkurap and Kampung Kapitan included in the low category. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Makam Ki Gede Ing Suro, and Kampung Assegaf included in medium category. Meanwhile, the tourist attractions are included in the high category areBenteng Kuto Besak, Kampung Al Munawar, Taman Purbakala Kerjaan Sriwijaya, Bukit Siguntang, Museum Balaputra Dewa, and Jembatan Ampera.

Keywords: History Tour, Landscape History, Palembang City

 

 

ABSTRAK

Sebagai kota yang tergabung di dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), Kota Palembang tentu memiliki potensi aset sejarah dan budaya yang dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata. Namun, wisatawan yang berkunjung pada objek wisata sejarah di Palembang masih didominasi wisatawan nusantara bahkan wisatawan lokal. Padahal objek wisata sejarah tersebut sebenarnya memiliki potensi mendatangkan lebih banyak wisatawan manakala diimbangi dengan pengembangan yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi objek wisata sejarah berdasarkan kelayakan lanskap sejarah. Teknik analisis skoring digunakan untuk mengevaluasi nilai kelayakan lanskap sejarah sebagai objek wisata sehingga didapatkan klas potensi. Dari hasil skoring didapatkan Kawah Tengkurap dan Kampung Kapitan termasuk dalam kategori rendah. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Makam Ki Gede Ing Suro, dan Kampung Assegaf termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan, objek wisata yang termasuk dalam kategori tinggi yakni Benteng Kuto Besak, Kampung Al Munawar, Taman Purbakala Kerjaan Sriwijaya, Bukit Siguntang, Museum Balaputra Dewa, dan JembatanAmpera.

Kata Kunci: Wisata Sejarah, Lanskap Sejarah, Kota Palembang

  1. Agustina, Kiptya Ayu. (2011). Pengembangan Kawasan Wisata Budaya Kota Surabaya. Skripsi. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  2. Anonim. (2010). Undang-Undang No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Indonesia.
  3. Ernawi. (2012). Kota Pusaka Langkah Indonesia Membuka Mata Dunia. Jakarta.
  4. Goodchild P.H. (1990). Some Principal For Conservation of Historic Landscape. [Draft Document for Discussion Purpose]. Canada: Icomos (UK) Historic Gardens and Landscape Comittee. P 43-48
  5. Harris CW dan Dinnes. N.T. (1988). Time Saver Standard For Landscape Architecture : Design And Construction Data. NY (US) : McGraw-Hill Co, Inc.
  6. Maryam, Selvia. (2011). Pendekatan SWOT dalam Pengembangan Objek Wisata Kampoeng Djowo Sekatul Kabupaten Kendal. Skripsi. Semarang: UniversitasDiponegoro.
  7. Mc. Intosh. (1995). Tourism Principles, Practices, Philosophies
  8. Razak, A., dan Suprihardjo, R. (2013). Pengembangan Kawasan Pariwisata Terpadu di Kepulauan Seribu. Jurnal Teknik ITS, 2(1), C14-C19.
  9. Son Sakira. (2013). Sejarah Jembatan Ampera Palembang. http://sonsakira.blogspot.com (diakes 26 Juni 2018)
  10. Subadyo, I. H. T. (2012). Optimasi Potensi Artefak Budaya Pada Koridor Sungai MusiUntukPengembanganWisataSejarah di Kota Palembang. Journal of Architecture and Wetland Environment Studies, 1(1), 1-6.
  11. Suwantoro, Gamal. (1997). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI
  12. Suyatmin. (2014). Model Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Berbasis Kearifan Lokal untuk Memacu Daya Terik Wisata Budaya-Sejarah :Kasus di Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah. Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.
  13. Inskeep, E. (1991). Tourism Planning: an Integrated and Sustainable Development Approach. Van Nostrand Reinhold.
  14. UNESCO (2009). Pariwisata Pusaka : Masa Depan bagi Kita, Alam dan Warisan Budaya Bersama. Jakarta.
  15. Walker, L. A., dan Brooks, D. (1996). The Tourism Action Society in the Kootenays Step-by-Step Guide to Heritage Tourism Development in the Kootenay-Boundary. USA: Mcgrill.
  16. Wirawan F.N. (2014). Pengembangan Jalur Wisata Sebagai Penunjang Wisata Sejarah Kota Bogor. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Jurnal Planologi
Published by Pusat Studi Planologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang, in collaboration with Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia.
Jl. Kaligawe Raya KM. 4 Semarang, Indonesia
Phone: +6212345678
Email: jurnalplanologi@unissula.ac.id

View My Stats

e-ISSN: 1829-9172

p-ISSN: 2615-5257

DOI : 10.30659/japs

Creative Commons License

Get a feed by atom here, RRS2 here and OAI Links here

apps