Pemetaan Kebakaran Hutan Dan Lahan Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis

Agus Sarwo Edi*  -  Universitas Semarang

(*) Corresponding Author

ABSTRACT                                                                          

Forest and land fires are one of the main factors in forest destruction, so as in Tanah Bumbu District, South Kalimantan Province. It always occur every year especially during the dry season. This study aims to obtain the distribution of the risk area for forest and land fires in Tanah Bumbu District and to map the areas based on their level of forest and land fires vulnerability using geographic information system. Geospacial modelling to map the vulnerability of forest and land fires uses six parameters, those are hotspot distribution, land use and land cover, topography, hydrology (river accesibility), rain fall, and demographic and settlement accesibility data. The analytical method used are overlay, skoring, and descriptive method.   

The results of this study indicate that the vulnerability of forest and land fire in Tanah Bumbu district consists of five classes, those are secure zone of 166.570, 21 ha (32,87%), not vulnerable zone of 159.477,86 ha (31,47%), a bit vulnerable zone of 97.297,33 ha (19,2%), vulnerable zone of 59.862,88 ha (11,81%), and a verry vulnerable zone of 23.487,68 ha (4,63%). Land cover with high risk of forest and land fire are shrubs, dry land agriculture, secondary forest, plantations, and plantation forests. While Kecamatan Satui and Kecamatan Kusan Hulu area the area that very vurnerable.

Keywords: forest and land fires, vurnerability, geospatial modelling, geographic information system

 

ABSTRAK

Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu faktor utama dalam kerusakan hutan, begitu pula di Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Setiap tahun kebakaran hutan dan lahan selalu terjadi, terutama pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sebaran daerah resiko kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Tanah Bumbu serta memetakan daerah rawan kebakaran hutan dan lahan berdasarkan tingkatan kerawanannya menggunakan sistem informasi geografis. Pemodelan geospasial untuk membuat peta kerawanan menggunakan enam parameter yaitu sebaran hotspot, penggunaan lahan dan tutupan lahan, topografi, hidrologi khususnya aksesibilitas terhadap sungai, curah hujan, serta data demografi dan aksesibilitas permukiman. Metode analisis yang digunakan adalah metode tumpang susun (overlay), pembobotan, dan deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerawanan kebakaran hutan di kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari lima kelas yaitu daerah aman seluas 166.570, 21 hektar (32,87%), daerah tidak rawan seluas 159.477,86 hektar (31,47%), daerah agak rawan seluas 97.297,33 hektar (19,2%), daerah rawan seluas 59.862,88 hektar (11,81%), dan daerah sangat rawan seluas 23.487,68 hektar (4,63%). Tutupan lahan yang paling sering terjadi kebakaran hutan dan lahan adalah belukar, pertanian lahan kering, hutan sekunder, perkebunan, dan hutan tanaman. Daerah paling rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan adalah Kecamatan Satui dan Kecamatan Kusan Hulu.

Kata Kunci: kebakaran hutan dan lahan, kerawanan, pemodelan geospasial, sistem informasi geografis

  1. Amalina, Putri. (2015). Pemetaan Kerawanan Kebakaran Hutan di Taman Nasional Way Kambas. Skripsi. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
  2. ESRI. (2009). Spatial Reference Properties WGS_1984_UTM_Zone_50N. ESRI. Redlands.
  3. Farandika, A., & Hartono, H. (2016). Aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi untuk Pemetaan Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil–Bukit Batu Provinsi Riau. Jurnal Bumi Indonesia, 5(2), 228660.
  4. Kusmajaya, S., Supriyati, S., Adiputra, A., & Permadi, M. G. (2019). Pemetaan Bahaya dan Kerentanan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau. Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL), 3(1), 55-61.
  5. Moehansyah (2015). Kerawanan Bencana Banjir, Kekeringan dan Kebakaran di Kalimantan Selatan Ditinjau dari Biofisik dan Konservasi Lahannya. Pusat Penelitian Pengembangan Wilayah Lembaga Penelitian Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin.
  6. Nursoleha, P., Banowati, E., & Parman, S. (2014). Zonasi Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan Di Taman Nasional Gunung Ciremai (Tngc) Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Geo-Image, 3(1). 1-6.
  7. Pualilin, Y., Tjoneng, A., & Abdullah, A. (2019). Pemetaan Zonasi Daerah Rawan Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kabupaten Gowa. AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian, 3(1), 89-97.
  8. Sakarov, O. D. (2019). Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Permukiman di Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur. Jurnal Planologi, 16(1), 16-31.
  9. Samsuri, I. N. S., & Syaufina, L. (2008). Model Spasial Tingkat Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan (Studi Kasus di Wilayah Propinsi Kalimantan Tengah). Foresta Indonesian Journal of Forestry, 1(1), 12-18.
  10. SE Bupati Tanah Bumbu, No 360/ BPBD/ VIII/ 2015 tentang Larangan Membakar Hutan Dan Lahan
  11. Rahman, B., Fimanasari, R., & Sari, U. C. (2019, October). The Analysis of Landslide Vulnerability in Settlement of Citizenship Association VI, Sukorejo Village, Semarang. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 328, No. 1, p. 012035). IOP Publishing.
  12. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2017 - 2037
  13. Undang Undang 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
  14. Undang Undang 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Jurnal Planologi
Published by Pusat Studi Planologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang, in collaboration with Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia.
Jl. Kaligawe Raya KM. 4 Semarang, Indonesia
Phone: +6212345678
Email: jurnalplanologi@unissula.ac.id

View My Stats

e-ISSN: 1829-9172

p-ISSN: 2615-5257

DOI : 10.30659/japs

Creative Commons License

Get a feed by atom here, RRS2 here and OAI Links here

apps