Digital Storytelling dan Social Listening : Tren Aktivitas Kehumasan Perguruan Tinggi dalam Pengelolaan Media Sosial

Intan Putri Cahyani, Yuliani Widianingsih

Abstract


ABSTRAK

Pengelolaan informasi publik yang aktif dan responsif menjadi indikator utama dalam perwujudan good governance yang terkait tata kelola komunikasi. Di era digital, media sosial menduduki posisi teratas menjadi layanan yang paling banyak diakses melalui internet sehingga dimanfaatkan oleh Perguruan Tinggi di Indonesia sebagai PR tools yang bisa dijangkau oleh berbagai stakeholder. Praktik Public Relations telah mengalami perubahan fundamental di era disrupsi sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang tren pengelolaan kehumasan perguruan tinggi saat ini berupa digital storytelling dan social media listening. Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan netnografi dan memanfaatkan analytical tools yaitu Keyhole dan Social Blade. Objek penelitian difokuskan pada pengelolaan media sosial Perguruan Tinggi yang pernah mendapatkan penghargaan Anugerah Humas di kategori media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktisi PR Perguruan Tinggi harus menyadari bahwa manusia memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi dan terkoneksi antara satu dengan yang lain melalui cerita. Hadirnya berbagai platform di era digital membuat konten digital storytelling dapat dikemas dalam bentuk beragam seperti foto, video, audio, grafis. Sebagai kategori yang memperoleh engagement tinggi dibandingkan kategori lainnya. Perguruan Tinggi memiliki banyak potensi cerita yang dapat dibangun sekaligus dipertukarkan. Dengan kata lain, Perguruan Tinggi memiliki beragam“earning content†dari praktik Digital storytelling yang dilakukan oleh para audiensnya. Social listening yang setara dengan mendengarkan aktif secara online, memungkinkan Humas Perguruan Tinggi untuk lebih dekat dalam memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan audiens. Hasil dari Social Listening ini lebih lanjut dapat dimanfaatkan PR untuk dasar melakukan Digital storytelling dalam bermedia sosial. Berinvestasi dengan social media analytical tools bisa menjadi langkah strategis bagi Humas dalam supporting system untuk melaksanakan proses PR dan mencapai tujuan utama yaitu membangun dan memelihara reputasi.

 


Keywords


Ka Digital storytelling, Social Listening, Social Media, Analytic Tools, Public Relations

Full Text:

PDF

References


Bryan, A. (2011). The new digital storytelling: creating narratives with new media. Santa Barbara: Praeger.

Chalfen, R. (1987). Snapshot versions of life. University of Wisconsin Press.

Denning, S. (2006). The leader's guide to storytelling. John Wiley & Sons.

Garsbo, Caroline & Emilia Sorensson Wittberger. A Picture is Worth a Thousand Words : A qualitative analysis of how consumers identify themselves o Instagram. Thesis.Lund University.

Irwin, S. O. (2014). Embodied being: Examining tool use in digital storytelling. Tamara: Journal for Critical Organization Inquiry, 12(2).

Khan, G. F. (2017). Social media for Government. Springer Books.

Kozinets, R. V. (2010). Netnography: Doing ethnographic research online. Sage

publications.

Kozinets, R. V. (2013). Netnography. The international encyclopedia of digital

communication and society, 1-8.

Kriyantono, R. (2015). Konstruksi Humas Dalam Tata Kelola Komunikasi Lembaga Pendidikan Tinggi di Era Keterbukaan Informasi Publik. Jurnal Pekommas, 18(2), 117–126.

LaRose, R., Connolly, R., Lee, H., Li, K., & Hales, K. D. (2014). Connection overload? A cross cultural study of the consequences of social media connection. Information Systems Management, 31(1), 59-73.

Lund, N. F., Cohen, S. A., & Scarles, C. (2018). The power of social media storytelling in destination branding. Journal of Destination Marketing and Management, 8(June), 271–280. https://doi.org/10.1016/j.jdmm.2017.05.003

Kriyantono, R. (2020). Innovative Thought of Critical Ethnography in the Dominance of Excellent Theory in the Research and Practice of Public Relations. Tuturlogi: Journal of Southeast Asian Communication, 1(1), 1-11.

Kriyantono, R. (2020). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

McKee, R., & Fryer, B. (2003). Storytelling that moves people. Harvard business review, 81(6), 51-55.

Miller, A. D., & Edwards, W. K. (2007, April). Give and take: a study of consumer photo- sharing culture and practice. In Proceedings of the SIGCHI conference on Human factors in computing systems (pp. 347-356).

Parker, Sarah. “What’s the Difference Between Social listening and Monitoring?â€

Pomputius, A. (2019). Can You Hear Me Now ? Social Listening as a Strategy for Understanding User Needs. Medical Reference Services Quarterly, 38(2), 181–186. https://doi.org/10.1080/02763869.2019.1588042

Raymond, Emily . (2013). Dior And Digital storytelling: On The Marketing Of Luxury Brand Narratives. Thesis. Acadia University.

Stewart, M. C., & Arnold, C. L. (2018). Defining Social Listening: Recognizing an Emerging Dimension of Listening. International Journal of Listening, 32(2), 85–100. https://doi.org/10.1080/10904018.2017.1330656

Trimanah. (2019). Reputasi Dalam Kerangka Kerja Public Relation. Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna, 3(1), 92–102. https://doi.org/10.30659/JIKM.3.1.92-102

Union Metrics. April 26, 2017. https://unionmetrics.com/blog/2017/04/social-listening- monitoring/.

Watie, E. D. S. (2016). Komunikasi dan Media Sosial (Communications and Social Media). Jurnal The Messenger, 3(2), 69. https://doi.org/10.26623/themessenger.v3i2.270

.




DOI: http://dx.doi.org/10.30659/jikm.v8i1.9292

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Â