PENGARUH PERKEMBANGAN PERKOTAAN TERHADAP FENOMENA PULAU PANAS (URBAN HEAT ISLAND)

Annisa Pinasthika Larasati, Boby Rahman, Jamilla Kautsary

Abstract


Perkembangan perkotaan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh faktor alami maupun non alami. Kota dituntut untuk dapat mewadahi seluruh aktivitas penduduknya mulai dari bekerja, bertempat tinggal dan mencari hiburan. Sifat lahan yang statis dan angka penduduk yang dinamis membuat meningkatnya permintaan akan lahan. Penduduk akan berkompetisi untuk dapat memanfaatkan lahan dengan maksimal. Muara dari kompetisi lahan ini adalah perubahan penggunaan lahan dimana lahan hijau akan terus berkurang dan produktivitas lahan ditingkatkan. Bangunan bertingkat mendominasi wilayah perkotaan dan asap sisa pembakaran kendaraan bermotor akan berkomsentrasi di pusat perkotaan. Hal tersebut mengakibatkan masalah lingkungan berupa terganggunya pola sirkulasi atmosfer perkotaan yang ditandai dengan perbedaan suhu yang tajam antara daerah perkotaan dengan sekitarnya (Urban Heat Island).

Metode yang dugunakan pada makalah ini adalah literature review dan comparation method. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pokok permasalahan atau topik dalam suatu pembahasan. Sedangkan comparation method bertujuan untuk membandingkan beberapa studi kasus untuk menarik kesimpulan. Pada makalah ini dilakukan proses studi literatur untuk mengetahui bagaimana pengaruh perkembangan perkotaan terhadap fenomena pulau panas (Urban Heat Island) dengan melakukan kajian terhadap studi kasus di Kota Semarang, Kota Medan, Kota Bitung, Kota Surabaya, Kota Jayapura dan DKI Jakarta. Pemilihan studi kasus dilakukan berdasarkan kesamaan fungsi perkotaannya yakni Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

Berdasarkan 6 Studi kasus yang dibahas dapat diketahui bahwa perkembangan perkotaan sangat berkaitan erat dengan terciptanya fenomena UHI. Urbanisasi dan aktivitas perkotaan memberikan dampak pada perubahan guna lahan dan membentuk pola- pola tertentu yang berkaitan dengan pola spasial UHI yang terbentuk. Variabel jenis material permukaan juga terbukti memberikan efek buruk bagi panas perkotaan.

Kata Kunci : UHI, Guna Lahan, Perkotaan


Full Text:

Full Paper

References


Alhawiti, R. H., & Dkk. (2017). Using Landsat-8 data to explore the correlation between urban heat island and urban land uses. IJRET: International Journal of Research in Engineering and Technology, 5(3), 457–466.

Andinasari, C. (2018). Pemodelan suhu permukaan berdasarkan pola bangunan kawasan permukiman di distrik Jayapura Selatan, kota Jayapura. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Baroroh, N., & Pangi, P. (2018). Perubshsn Penutup Lahan dan Kerapatan Vegetasi Terhadap Urban Heat Island di Kota Surakarta. UNDIP.

Baumann, P. R. (2009). Urban heat island lesson. Geocarto International, 24(6), 473–483. Retrieved from http://www.urban-climate-energy.com/urbanHeatIsland.htm

Bhargava, D. (2017). Urban heat island effect: it’s relevance in urban planning. J. Biodivers. Endanger. Species, 5(187), 2020.

Darlina, dkk. (2018). Analisis Fenomena Urban Heat Island Serta Mitigasinya (Studi Kasus: Kota Semarang). Jurnal Geodesi Undip, 7(3), 77–87.

Hardyanti dkk. (2017). Variasi Spasial Temporal Suhu Permukaan Daratan di Kota Jakarta tahun 2015 dan 2016. In Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar (Vol. 8, pp. 704–713).

Hidayat, A. S., & dkk. (2020). Penggunaan Webgis dalam Analisis Perubahan Urban Heat Island di Kabupaten Bekasi Tahun 2008 -2018. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jatayu, A. (2017). Model Matematis Pengaruh Perubahan Pola Spasial Penggunaan Lahan Terhadap Peningkatan Temperatur Permukaan Wilayah Surabaya Timur. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Khambali. (2017). Model Perencanaan Vegetasi Hutan Kota. Penerbit Andi. Retrieved from https://books.google.co.id

Maulana, R., & Purwadio, H. (2013). Pola Spasial Harga Lahan Sepanjang Koridor Merr Pada Ruas Rungkut Sampai Arif Rahman Hakim Di Kota Surabaya. Jurnal Teknik POMITS, 1(2).

Misa, D. P. P., & dkk. (2018). Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan berdasarkan Fungsi Kawasan. SPASIAL, 5(2), 171–178.

Nucifera, F., & Astuti, S. T. (2021). Identifikasi local climate zone dan sebaran spasial land surface temperature di Kota Semarang tahun 2019. Geomedia: Majalah Ilmiah Dan Informasi Kegeografian, 19(1), 54–65.

Putra, C. D., Ramadhani, A., & Fatimah, E. (2021). Increasing Urban Heat Island area in Jakarta and it’s relation to land use changes. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 737, p. 12002).

Rumengan, S. H., Kumurur, V. A., & Moniaga, I. L. (2019). Persebaran Suhu Permukaan dan Pemanfaatan Lahan di Kota Manado. SPASIAL, 6(2), 231–239.

Rustiadi, E. (2018). Perencanaan dan pengembangan wilayah. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sanger, Y. Y. J., Rombang, J. A., & dkk. (2016). Pengaruh tipe tutupan lahan terhadap iklim mikro di Kota Bitung. Agri-Sosioekonomi, 12(3A), 105–116.

Sitorus, S. R. P. (2018). Perencanaan Penggunaan Lahan. PT Penerbit IPB Press.

Syafi’i, M. (2020). Identifikasi Pola Morfologi Kota ( Studi Kasus : Kecamatan Wonomulyo). Universitas Hasanuddin.

Syahputra, A., Jatmiko, R. H., Hizbaron, D. R., & Fariz, T. R. (2021). Perbandingan Indeks Lahan Terbangun NDBI dan Land Surface Temperature Dalam Memetakan Kepadatan Bangunan di Kota Medan. Journal of Science, Technology, and Visual Culture, 1(1), 16–22.




DOI: http://dx.doi.org/10.30659/jkr.v2i1.20469

Refbacks

  • There are currently no refbacks.