Identifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Model Pembelajaran PJBL Dengan Pendekatan STEM

Dania Cahyanti Rukmana, Hevy Risqi Maharani, Nila Ubaidah

Abstract


Matematika adalah salah satu pelajaran yang di ajarkan di setiap jenjang pendidikan khususnya pendidikan di Indonesia, karena matematika merupakan pelajaran yang dianggap penting untuk kehidupan sehari-hari dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan lain seperti sains dan teknologi. Mentri Pendidikan dan Kebudayan mengumumkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 2015. Kategori yang mangalami penurunan pada tahun 2018 salah satunya adalah matematika yang berada pada peringkat ke 73 dari 79 negara denga rata-rata skor yang dimiliki sebanyak 379 (Siagian, 2016). Pembelajaran dengan PjBL-STEM memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas mereka. Tujuan dari pembelajaran PjBL-STEM juga untuk membantu siswa memperoleh pemahaman dan kreativitas seiring bekembangnya kemampuan berpikir kreatif siswa (Han et al., 2015). Penulis dalam penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan PjBL dengan menggunakan STEM pada materi segiempat dan segitiga. Hal ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan Project Based Learning dengan pendekatan STEM. Metode penelitian yang digunakan yaitu: tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif pada pembelajaran Project Based Learning dengan Pendekatan STEM materi segiempat dan segitiga memiliki hasil yang berbeda. Siswa berkemampuan berpikir kreatif rendah tidak dapat menunjukkan semua indikator yang mencakup fluency, flexsibility serta novelty. Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif sedang hanya dapat menunjukkan indikator fluency saja atau indikator fluency dan flexsibility. Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi mampu menunjukkan indikator fluency, dan flexsibility atau indikator yang mencakup fluency, flexsibility serta novelty. Dari hasil tersebut saran peneliti sebagai berikut: Untuk siswa berkemampuan berpikir kreatif rendah sebaiknya banyak berlatih soal. Bagi siswa berkemampuan berpikir kreatif sedang diharapkan tidak mudah putus asa dan jangan ragu mencoba cara baru yang berbeda. Bagi siswa yang berkemampuan berpikir kreatif tinggi lebih banyak mencari reverensi soal guna mengasah kemampuan berpikir kretaifnya.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.