Pengaruh Bonus Demografi Terhadap Perkembangan Sosial Wilayah Peri-Urban (Studi Kasus: Desa Dukuhwaluuh dan Desa Ledug, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas)

Irin Aerina Wahyu Ramadhan, Mohammad Agung Ridlo, Boby Rahman

Abstract


Bonus demografi dapat dilihat dari angka usia produktif yaitu usia kerja yang berkisar antara 15 -64 tahun lebih besar dibandingkan dengan angka usia non produktif yang berkisar antara 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas. Saat ini, hampir di seluruh wilayah Indonesia memiliki angka usia kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan angka usia non produktif. Selain terjadinya bonus demografi, Indonesia sendiri mengalami perkembangan wilayah peri-urban yang telah menyebar hampir di seluruh kota. Menurut Yunus (2001) salah satu penyebab perkembangan wilayah peri-urban salah satunya adalah aspek kependudukan. Perkembangan wilayah peri-urban yang bersamaan dengan terjadinya fenomena bonus demografi melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui pengaruh dari fenomena bonus demografi terhadap perkembangan sosial wilayah peri-urban di Desa Dukuhwaluh dan Desa Ledug. Metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam menjawab pengaruh bonus demografi terhadap perkembangan sosial wilayah peri-urban ini adalah pendekatan kuantitatif dengan alat analisis berupa regresi sederhana. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data primer berupa observasi, kuesioner, dan wawancara serta pengumpulan data sekunder. Ada dan tidaknya pengaruh bonus demografi terhadap perkembangan sosial wilayah peri-urban dilihat dari uji nilai t dan uji nilai signifikansi, yang menghasilkan bahwa ada pengaruh bonus demografi terhadap perkembangan sosial wilayah peri-urban. Dampak tersebut terlihat dari periurbanisasi, kesejahteraan masyarakat, perilaku masyarakat, dan mata pencaharian Desa Dukuhwaluh dan Desa Ledug.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.