PENGUATAN NILAI MODERASI DAN KULTURAL BERAGAMA BAGI UMAT ISLAM DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA

Anis Tyas Kuncoro

Abstract


Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin memiliki prinsip keterbukaan (inclusivism) dan ajaran toleransi yang bernilai tinggi dalam keberagaman. Hal ini dikarenakan makna Islam secara bahasa memiliki arti keselamatan, perdamaian dan tunduk. Pemaknaan ajaran Islam itu sendiri mengalami perbedaan setelah difahami oleh umatnya dalam mengambil hukum ataupun pandangan ijtihadiyyah sehingga wajar ketika menjadikan umat Islam terkesan terkelompokan dengan berbagai golongan. Perpecahan pun terkadang sulit dihindarkan ketika perbedaan tersebut masuk ke dalam prinsip antar kelompok tersebut, sehingga melahirkan permusuhan antar umat Islam sendiri. Salah satu sebab yang mendasar adalah salah satunya lahirnya sikap fanatik dan menjadikannya bersikap eksklusif. laPenelitian ini merupakan kualitatif diskriptif yang menyajikan nilai-nilai moderasi (wasathiyyah) dalam agama Islam sebagai upaya menghadapi keberagaman dalam konteks kehidupan kebangsaan. Oleh karenanya, diperlukan etika kemanusiaan global berbasis agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan utama, yaitu persaudaraan berdasar doktrin Tauhid. Diperlukan tabayun, rujukan terhadap otoritas ahli yang dipercayai serta dikembangkan sikap toleran, hormat menghormati dan tetap menghubungkan silaturahim. Inilah wujud aktual nilai-nilai moderasi sosial religius yang melekat sebagai inti ajaran Islam dengan menampilkan watak kultural sebagai agama yang haniif dan rahmatan lil ‘alamin.


Full Text:

PDF

References


Abadî, S. H.-A. (2001). ‘Aunul Ma’bûd Syarah Sunan Abî Dâwud. Kairo: Darul Hadits.

Al-Asqalanî, I. H. (1988). Fathul Bâri. Beirut: Dâr Ihyâ’it Turâts Al-Arabî.

Ali, F. (1984). Islam, Ideologi Dunia dan Dominasi Struktural. Bandung: Mizan.

al-Umari, A. D. (1995). Madinan Society at The Time of Prophet. Virginia: The International Institut of Thought.

An-Nasysyar, A. S. (1984). Nasy-atul Fikr al-Falsafi fil Islam. Kairo: Daarul Ma’arif.

Hamka. (1977, Januari). Kerukunan Hidup Beragama. Panji Masyarakat, p. 7.

Hisyâm, I. (2001). As-Sîrah An-Nabawiyyah. Beirut: Dâr Ibn Hazm.

Jansen, G. (1980). Islam Militan. Bandung: Pustaka Salman.

Madjid, N. (1992). Islam : Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina.

Mulder, N. (1981). Kepribadian Jawa dan Pembangunan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press & Sinar Harapan.

Noer, D. (1981). Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES.

Sadzali, M. (1997). Islam dan Tata Negara : Ajaran, Sejarah dan Pemikiran. Jakarta: UI Press.

Watt, M. (1988). Islamic Fundamentalism and Modernity. London & New York: Routledge.

Wellhausen, J. (1975). Religio-Political Faction in Early Islam. Amsterdam: North Holland Publisher.




DOI: http://dx.doi.org/10.30659/cois.v0i0.8062

Refbacks

  • There are currently no refbacks.